10 Saham Paling Cuan di 2023, CUAN dan KAYU Naik Ribuan Persen
Sejumlah emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) mampu menorehkan kenaikan harga saham tertinggi hingga ratusan bahkan ribuan persen jelang akhir tahun 2023 ini.
Pencapaian itu terjadi meski kondisi pasar saham sepanjang tahun ini tidak terlalu kondusif, seiring meningkatnya volatilitas di pasar global.
Umumnya, harga saham yang melonjak tinggi pada tahun ini berasal dari sektor energi. Hal ini karena tren atas pengembangan energi baru terbarukan.
Di sisi lain, kondisi pasar belakangan ini kurang begitu agresif. Lihat saja, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan 15 Desember 2023 ada di level 7.190 dari posisi awal tahun 6.850.
Dengan demikian, IHSG hanya naik 4,9% sejak awal tahun. Meski demikian, sejumlah saham justru melesat hingga ada yang ribuan persen tahun ini hingga 14 Desember 2023.
Berdasarkan data Bloomberg, berikut saham-saham dengan persentase kenaikan tertinggi hingga 14 Desember 2023 :
- PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) 5.297% menjadi Rp 11.875 per saham (dari harga IPO Rp 200 per saham dengan pencatatan perdana 8 Maret 2023)
- PT Darmi Bersaudara Tbk (KAYU) 1.090% menjadi Rp 595 per saham
- PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) 830% menjadi Rp 7.250 per saham (dari harga IPO Rp 780 per saham dengan pencatatan perdana 9 Oktober 2023)
- PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) 465% menjadi Rp 5.375 per saham
- PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) 408% menjadi Rp 3.020 per saham
- PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) 295% menjadi Rp 6.700 per saham (dari harga IPO Rp 695 per saham dengan pencatatan perdana 7 Juli 2023)
- PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) 281% menjadi Rp 2.140 per saham
- PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) 269% menjadi Rp 244 per saham
- PT Ulima Nitra Tbk (UNIQ) 266% menjadi Rp 212 per saham
- PT Hatten Bali PT Tbk (WINE) 243% menjadi Rp 442 per saham (dari harga IPO Rp 129 per saham dengan pencatatan perdana 10 Januari 2023)
Adapun saham CUAN dan BREN merupakan saham yang dimiliki oleh taipan Prajogo Pangestu. Kenaikan harga saham-saham tersebut menjadikannya orang terkaya nomor satu di Indonesia.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan, kenaikan harga tertinggi bukan didominasi oleh emiten bank dengan kapitalisasi pasar terbesar. Adapun kenaikan 10 saham tersebut dipengaruhi oleh berbagai sentimen. Biasanya kenaikan harga saham dipengaruhi oleh faktor permintaan dan partisipasi publik.
“Kalau terjadi faktor permintaan biasanya pergerakan harga saham akan mengalami fase akumulasi. Lalu jika sudah terjadi uptrend atau bullish disitulah partisipasi publik akan masuk. Mereka biasanya mencerna kinerja fundamental emiten sehingga membuat valuasinya menarik,” katanya kepada Katadata.co.id, dikutip Senin (18/12).
