Saham Alibaba Group Tumbang usai Lazada Umumkan PHK Karyawan
Saham Alibaba Group merosot pada perdagangan Jumat ini (5/1) usai perusahaan e-commerce yang dikendalikan Alibaba, Lazada, mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya.
Alibaba yang sahamnya dicatatkan di bursa Hong Kong dengan kode HKD, hari ini anjlok 3,24% dengan kapitalisasi pasar menyusut menjadi 1,45 triliun HKD. Sedangkan, Alibaba Group Holding Limited yang tercatat di Bursa New York, Amerika Serikat dengan kode efek BABA juga jatuh 2,52% ke level US$ 74,66 per lembarnya dengan kapitalisasi pasar US$ 189 miliar.
Isu PHK Lazada yang bergulir turut menjadi perhatian pasar. Karyawan yang terkena dampak berasal dari berbagai level, terutama di divisi komersial, ritel, dan pemasaran dengan Singapura menjadi yang paling terpengaruh. Proses tersebut berlangsung selama minggu ini. Pemutusan karyawan juga terjadi di Indonesia.
Seperti diberitakan CNBC International, jumlah pasti karyawan yang terkena dampak PHK memang tidak dijelaskan, tetapi jumlahnya diperkirakan mencapai ratusan orang. “Langkah ini dikaitkan dengan upaya Lazada untuk mengevaluasi ulang kebutuhan tenaga kerja dan struktur operasionalnya agar lebih baik dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat,” tulis laporan tersebut, dikutip Jumat (5/1).
Lazada menghadapi persaingan sengit dari pesaing seperti Shopee milik Sea Limited dan TikTok Shop di kawasan Asia Tenggara.
Selain itu, belakangan ini perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk menjalin kemitraan dengan TikTok, perusahaan sosial media asal Cina yang mengambil kendali dengan saham mayoritas 75,01% dalam perusahaan e-commerce Tokopedia. Melalui ByteDance, induk TikTok ini juga berkomitmen menyuntik investasi Tokopedia senilai US$ 1,5 miliar ke depannya pasca akuisisi. Pengembangan ini disebut sebagai respons TikTok atas larangan TikTok Shop beroperasi di Indonesia sebagai social commerce pada Oktober lalu.
“Industri e-commerce di Asia Tenggara dinamis dan penuh persaingan, dengan perusahaan-perusahaan melakukan penyesuaian strategi dan membentuk kemitraan untuk menavigasi lanskap yang terus berkembang,” tulis CNBC.
Sebagaimana diketahui, Alibaba merupakan perusahaan raksasa Cina yang bergerak di bisnis e-commerce, ritel, internet, kecerdasan buatan, dan teknologi mengakuisisi saham mayoritas Lazada pada 2016 lalu. Dikutip dari Dao Insights, kala itu, Alibaba Group menggelontorkan dana senilai 500 juta US$ dan saham tambahan 500 juta US$. Alibaba kemudian meningkatkan kepemilikannya dari 50% menjadi 83% pada tahun 2017 dan tidak mengalami perubahan sampai 2022.
Namun, pada tahun 2023, Alibaba kembali menyuntikkan modal Lazada senilai US$ 470 juta pada April dan dilanjutkan dengan kucuran US$ 845 juta pada Juli untuk menghadapi ketatnya persaingan dengan kompetitornya.
Investasi Alibaba di Lazada bertujuan memberi akses yang lebih besar ke pasar Asia Tenggara melalui kehadirannya di negara-negara seperti Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam. Lazada beroperasi di bawah Alibaba International Digital Commerce Group. Sebelum diakuisisi, perusahaan ini sebelumnya didirikan oleh Rocket Internet 2012 silam.