Wall Street Naik Terdongkrak Sentimen Nvidia Perkenalkan Chip Terbaru
Indeks bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup naik pada perdagangan hari Selasa (19/3) di tengah berlangsungnya pertemuan The Federal Reserve selama dua hari. Namun, perhatian para pelaku pasar juga tertuju pada pergerakan saham Nvidia usai memperkenalkan chip kecerdasan buatan terbarunya.
Dow Jones Industrial Average naik sebesar 320,33 poin atau 0,83%, mencatatkan hari terbaiknya sejak 22 Februari dan ditutup pada level 39.110,76. S&P 500 juga naik sebesar 0,56%, mencapai rekor baru pada level 5.178,51. Sementara itu, Nasdaq Composite terapresiasi sebesar 0,39% dan berakhir di level 16.166,79.
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga pada level yang sama pada Rabu (20/3). Namun, serangkaian laporan inflasi yang mengkhawatirkan belakangan ini telah membuat para investor was-was. Ada sinyal dari The Fed bahwa suku bunga akan tetap tinggi lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penurunan imbal hasil obligasi secara luas juga telah mendorong kenaikan saham. Imbal hasil obligasi Treasury AS dengan jangka waktu 10 tahun turun lebih dari 4 basis poin, mencapai 4,295%.
Saham Nvidia naik sekitar 1,1%, pulih dari penurunan sebelumnya seiring investor yang mengevaluasi berita dari Konferensi GTC yang pertama kalinya. CEO Nvidia Jensen Huang memperkenalkan chip kecerdasan buatan terbaru perusahaan yang diberi label Blackwell. Chip ini disebut-sebut sebagai penerus yang jauh lebih baik dari chip sebelumnya dan mendukung banyak operasi kecerdasan buatan (AI).
Di sisi lain, saham Super Micro Computer, vendor utama untuk membangun server AI Nvidia, anjlok sekitar 9% karena berita tentang penawaran saham. Harga saham perusahaan ini telah melonjak sebesar 220% pada tahun ini karena antusiasme terhadap AI, sehingga bisa masuk ke dalam S&P 500 pada Senin (18/3).
Namun demikian, tanda-tanda bahwa kenaikan harga baru-baru ini terlihat melambat dari penurunan saham proksi bitcoin MicroStrategy sebesar 5,7%. Saham tersebut telah naik lebih dari dua kali lipat pada tahun 2024 karena harga bitcoin mencapai rekor tertinggi.
CFRA Research Sam Stovall memproyeksika, pasar AS kemungkinan akan turun secara perlahan atau lebih besar usai lonjakan harga baru-baru ini. Meskipun harga saham bisa turun sekarang, tetapi potensi perkembangan teknologi kecerdasan buatan masih besar.
“Trader bisa mengambil aksi untung dengan memanfaatkan reaksi pasar terhadap hal-hal yang belum diketahui atau belum diprediksi,” pungkas Stoval dikutip CNBC, Rabu (20/3).