GOTO Rugi Rp 90,4 Triliun di 2023, Sahamnya Anjlok ke Level Rp 68
Saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terkoreksi pada perdagangan Rabu ini (20/3) setelah perusahaan menyampaikan laporan kinerjanya sepanjang 2023. Gojek Tokopedia mencatatkan kerugian Rp 90,4 triliun sepanjang tahun 2023.
Kerugian tersebut lebih dalam dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 40,4 triliun lantaran adanya pencatatan pembalikan nilai goodwill (goodwill reversal) senilai -Rp78,8 triliun imbas dari transaksi Tokopedia dan TikTok dari GOTO. Namun, jika mengecualikan penghitungan pembalikan goodwill, kerugian GOTO tahun lalu mencapai Rp 11,8 triliun, susut 60% dibanding tahun 2022 sebesar Rp 29,4 triliun.
Berdasarkan data perdagangan sampai dengan pukul 10.00 WIB, harga saham GOTO anjlok 5,56% ke level Rp 68 dari level penutupan Selasa (19/3), yakni Rp 72. Dari awal perdagangan sahamnya sudah berada di zona merah dengan Rp 68 per saham sebagai level paling rendah dan Rp 70 paling tinggi.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 1,44 miliar dengan nilai transaksi Rp 98,9 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 9.567 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 81,7 triliun.
Meski begitu, Stockbit Sekuritas mengatakan GOTO mampu mencatatkan kinerja yang positif secara operasional walaupun ada kerugian atas goodwill. "Hal ini ditandai dengan berlanjutnya efisiensi biaya, sementara tren pemulihan pertumbuhan dapat dipertahankan," tulisnya dalam riset resmi, Rabu (20/3).
Stockbit mencermati, GOTO membukukan pendapatan bersih Rp 14,78 triliun pada 2023 atau naik 30% secara tahunan (yoy). Rinciannya, pendapatan dari imbalan jasa melonjak 37,42% yoy menjadi Rp 8,66 triliun. Perusahaan juga meraih pendapatan dari segmen imbalan iklan yang mencapai Rp 2,19 triliun. Tak hanya itu, GOTO juga mengantongi pendapatan jasa pengiriman Rp 2,13 triliun dan pendapatan lainnya sebesar Rp 1,79 triliun.
Selain itu, beban GOTO terkikis hingga 39,86% pada 2023 menjadi Rp 25,06 triliun, jika dibandingkan pada 2022 jumlah beban yang dicatatkan perusahaan sebesar Rp 41,67 triliun. Hal ini menyebabkan rugi usaha GOTO turun pesat 66,11% menjadi Rp 10,27 triliun sepanjang 2023, jika dibandingkan 2022, rugi usaha mencapai Rp 30,32 triliun.
Pada kuartal keempat 2023, perusahaan juga telah membukukan indikator profitabilitas dengan membukukan EBITDA yang disesuaikan Rp 77 miliar. Capaian ini berbalik dari kerugian Rp 3,1 triliun pada kuartal keempat tahun 2022 lalu.
Direktur Utama Grup GoTo, Patrick Walujo mengatakan dengan tercapainya EBITDA yang disesuaikan positif pada 4Q2023 dan terjalinnya kemitraan strategis dengan TikTok pada bisnis e-commerce yang akan berdampak luas kepada bisnis-bisnis financial technology dan on-demand services.
“Ke depannya, fokus perseroan adalah untuk memperkuat landasan ini agar dapat mendorong pertumbuhan yang lebih cepat dan profitabel,” kata Patrick, dalam keterangan resminya, Selasa (19/3).