Sido Muncul Cetak Laba Rp 608,49 Miliar Berkat Kenaikan Penjualan Jamu Herbal
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih pada semester I 2024. Peningkatan laba bersih perusahaan ditopang oleh penjualan jamu herbal dan suplemen.
Tercatat laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 608,49 miliar pada semester I 2024. Raihan laba itu meningkat 35,79% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 446,1 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan yang dicatatkan Sido Muncul meningkat 14,67% menjadi Rp 1,89 triliun pada kuartal dua 2024. Sebelumnya, perusahaan mencatat pendapatan Rp 1,65 triliun di kuartal dua 2023.
Secara rinci perolehan pendapatan Sido Muncul disokong oleh penjualan jamu herbal dan suplemen sebesar Rp 1,11 triliun dari sebelum Rp 1 triliun. Lalu dari segmen makanan dan minumam memberi kontribusi Rp 716,7 miliar dari Rp 595,19 miliar. Paling sedikit berasal dari segmen farmasi yaitu Rp 66,19 miliar dari Rp 55,15 miliar.
Beban Pokok Perusahaan Naik
Walau pendapatan dan laba naik, beban pokok Sido Muncul juga meningkat 2,14% menjadi Rp 792,88 miliar. Pada semester I 2023, beban pokok penjualan perusahaan mencapai Rp 776,25 miliar.
Selain itu, ada beberapa beban yang mempengaruhi kinerja keuangan Sido Muncul seperti beban produksi tidak langsung mencapai Rp 104,32 miliar pada semester I 2024. Namun beban tersebut mengalami penurunan 11,74% dari sebelum Rp 118,2 miliar.
Sido Muncul membukukan beban penjualan dan pemasaran senilai Rp 259,6 miliar pada pada semester I 2024. Beban penjualan terkerek 31,19% menjadi Rp 197,86 miliar dibandingkan periode semester I 2023 yakni Rp 197,86 miliar.
Sementara liabilitas Sido Muncul mencapai Rp 313,81 miliar pada Juni 2024, atau turun 29,9% dari Desember 2023 sebesar Rp 504,76 miliar. Sebaliknya, ekuitas perusahan naik 2,4% dari Rp 3,38 triliun menjadi Rp 3,46 triliun.
Namun aset perusahaan susut pada enam bulan pertama 2024. Tercatat aset Sido Muncul susut 1,73% menjadi Rp 3,82 triliun pada Juni 2024. Padahal pada Desember 2023 masih mencapai Rp 3,89 triliun.