Wall Street Anjlok Usai Laporan Keuangan Tesla dan Induk Google Mengecewakan

Nur Hana Putri Nabila
25 Juli 2024, 06:21
wall street, tesla, google, bursa saham
Antara
Ilustrasi - Para pialang memperhatikan layar monitor pergerakan saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat. REUTERS/Brendan McDermid/aa.
Button AI Summarize

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada penutupan perdagangan sahami Rabu (25/7). Wall Street tertekan hasil laporan keuangan yang mengecewakan dari dua perusahaan teknologi besar, Tesla dan induk usaha Google, Alphabet.

S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatatkan sesi perdagangan terburuk sejak 2022. Indeks S&P 500 turun 2,31% dan ditutup pada 5.427,13, sedangkan indeks Nasdaq, yang didominasi oleh perusahaan teknologi, merosot 3,64% dan berakhir pada 17.342,41.

Adapun Dow Jones Industrial Average juga turun 504,22 poin atau 1,25%, berakhir di 39.853,87.

Harga aham Alphabet, perusahaan induk Google merosot 5%. Ini  merupakan penurunan satu hari terbesar sejak 31 Januari yang sempat turun 7,5%. Meskipun Alphabet membubukan  pendapatan positif, pendapatan iklan YouTube berada di bawah perkiraan. 

Saham Tesla juga turun tajam hingga 12,3% dan merupakan hari terburuknya sejak 2020. Hal itu karena turunnya kinerja Tesla dari perkiraan dan penjualan mobil anjlok 7% dibandingkan tahun lalu.

Sejalan dengan hal itu, saham-saham teknologi besar lainnya juga anjlok mengikuti Alphabet dan Tesla. Nvidia tergelincir 6,8%, Meta Platforms terkoreksi 5,6%, dan Microsoft melemah 3,6%. 

Laporan-laporan keuangan tersebut memberikan pandangan pertama bagi para investor mengenai kinerja perusahaan-perusahaan besar selama kuartal kedua. Perusahaan-perusahaan besar tersebut menjadi sorotan di Wall Street karena berkontribusi besar terhadap keuntungan pasar tahun ini. 

Ahli strategi Investasi di Baird Ross Mayfield menyebut, aksi jual pada Rabu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pasar yang jenuh beli, ekspektasi pendapatan yang tinggi, dan periode yang lemah secara musiman untuk ekuitas. Oleh karena itu, penurunan ini tidak terlalu mengejutkan para investor.

Mayfield juga menilai, aksi jual ini sebenarnya bisa dilihat sebagai sesuatu yang positif. Hal itu karena terjadi dalam kondisi pasar yang tengah naik. Koreksi yang sehat dalam pasar bullish memberikan peluang investasi yang menarik. 

“Daripada bersikap defensif atau mencoba melindungi uang Anda dari volatilitas ini,” kata Mayfield dikutip CNBC, Kamis (25/7). 

Saham berkapitalisasi kecil, Russell 2000 juga turun 2,1% pada hari itu. Namun, untuk bulan ini, tolok ukur saham berkapitalisasi kecil melesat 7,2% karena investor mulai beralih dari saham teknologi berkapitalisasi besar ke saham yang lebih kecil. 

Adapun sepanjang bulan Juli, Dow telah naik 1,9%, sementara S&P 500 turun 0,6%, dan Nasdaq yang didominasi perusahaan teknologi merosot 2,2%.

Terlepas dari penurunan kinerja raksasa teknologi besar, musim laporan keuangan secara keseluruhan dimulai dengan baik. Menurut data FactSet, lebih dari 25% perusahaan di S&P 500 telah melaporkan pendapatan kuartal kedua mereka. Sekitar 80% di antaranya melampaui ekspektasi.

Namun, kekhawatiran investor pada Rabu pagi meningkat karena data manufaktur AS yang lebih lemah dari perkiraan. Indeks output manufaktur flash PMI AS turun menjadi 49,5 di bulan Juli. Secara tak terduga memasuki wilayah kontraksi karena pesanan baru, produksi, dan persediaan menurun. Para ekonom Dow Jones memperkirakan angka di 51,5. 

Laporan pada Rabu menunjukkan penjualan rumah baru untuk bulan Juni lebih rendah dari yang diperkirakan para ekonom.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...