Bursa Saham Wall Street Naik Tipis saat Iran Tembakan 200 Rudal ke Israel
Bursa saham Amerika Wall Street ditutup naik tipis pada perdagangan Rabu (2/10) karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Indeks saham S&P 500 naik 0,01% menjadi 5.709,54 dan Nasdaq Composite meningkat 0,08% menjadi 17.925,12. Begitu pun Dow Jones Industrial Average terapresiasi 0,09% menjadi 42.196,52.
Harga saham Nike anjlok 6,8% setelah perusahaan mengumumkan perkiraan kinerja keuangan setahun penuh menjelang pergantian CEO.
Harga saham Tesla juga turun 3,5% setelah melaporkan jumlah pengiriman. Meski begitu, kenaikan harga saham Nvidia 1,6% mengerek sektor teknologi secara keseluruhan.
Kepala Uji Tuntas Pasar Publik di US Bank Wealth Management Lisa Erickson mengatakan, lonjakan ketegangan geopolitik di Timur Tengah menyebabkan sedikit gangguan di pasar.
"Meskipun investor biasanya tidak terlalu khawatir dengan kejadian seperti ini sampai ada dampak ekonomi yang jelas. Saat ini investor hanya sedikit gelisah,” kata Erickson dikutip CNBC Internasional, Kamis (3/10).
Ketegangan politik yang dimaksud yakni Iran melancarkan serkitar 200 rudal balistik yang menyasar pangkalan militer Israel pada Selasa malam (1/10). Ini merupakan serangan terbesar kedua yang pernah dilakukan oleh Iran.
Eskalasi itu terjadi sekitar 24 jam setelah Israel melancarkan perang darat di Lebanon untuk mengejar Hizbullah. Serangan Iran ini juga terjadi beberapa hari setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dalam serangan di Beirut.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan menyerang balik Iran.
Imbas ketegangan politik di Timur Tengah itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate naik berturut-turut per perdagangan Rabu (2/10). Kenaikan ini mendorong saham-saham energi, sehingga S&P 500 terkerek lebih dari 1% dalam satu sesi.
Energy Select Sector SPDR Fund (XLE) naik 1%, mencatat sesi positif untuk keempat kalinya berturut-turut. Indeks Volatilitas CBOE (VIX), yang dikenal sebagai pengukur ketakutan di Wall Street, kembali turun setelah sempat melonjak pada perdagangan Selasa (1/10).
Di sisi lain, data Automatic Data Processing atau ADP yang dirilis pada Rabu (2/10) menunjukkan pertumbuhan gaji sektor swasta per September lebih baik dari perkiraan. Data ini dirilis menjelang pengumuman laporan nonfarm payroll pada Jumat (4/10).
Data tersebut sangat memengaruhi arah pasar dan keputusan Federal Reserve terkait pergerakan suku bunga berikutnya, terutama saat siklus pemangkasan suku bunga dimulai.