Bursa Cina Ambrol, IHSG Sesi I Terkoreksi 0,13%

Nur Hana Putri Nabila
9 Oktober 2024, 13:10
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup turun 0,13% atau 9,94 poin ke level 7.547 pada penutupan perdagangan saham sesi pertama hari ini, Rabu (9/10).
ANTARA FOTO/Erlangga Bregas Prakoso/wpa.
Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup turun 0,13% atau 9,94 poin ke level 7.547 pada penutupan perdagangan saham sesi pertama hari ini, Rabu (9/10).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup turun 0,13% atau 9,94 poin ke level 7.547 pada penutupan perdagangan saham sesi pertama hari ini, Rabu (9/10).   Sepuluh dari sebelas sektor saham yang ada di bursa berada di zona merah, hanya indeks saham sektor infrastruktur yang menguat 0,32%.

Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan nilai transaksi saham siang ini Rp 7,72 triliun dengan volume 25,77 miliar saham dan frekuensi sebanyak 751.547 kali. Sebanyak 253 saham menguat, 296 saham terkoreksi, dan 240 saham tidak bergerak. Adapun kapitalisasi pasar IHSG sesi pertama siang ini mencapai Rp 12.625 triliun.

Penurunan IHSG mendapatkan sedikit sentimen negatif dari bursa Cina. Indeks Shanghai Composite anjlok 4,12% pada sesi pertama perdagangan hari ini.

Senior Investment Information dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, mengatakan  bursa di Tiongkok sedang mengalami koreksi, tetapi hal tersebut masih dianggap wajar dan bukan penurunan drastis. Ia menilai koreksi ini disebabkan oleh penundaan stimulus tambahan yang masih menjadi sentimen kuat di pasar Tiongkok. 

“Dari sisi fundamental, kondisi ekonomi domestik Indonesia masih relatif solid. Indeks penjualan ritel terbaru menunjukkan adanya penguatan,” kata Nafan kepada Katadata.co.id, Rabu (9/10).

Pada sesi perdagangan intraday, Shanghai Composite sempat merosot lebih dari 5% sedangkan indeks saham-saham unggulan (blue-chips) CSI300 merosot sekitar 3%. Pasar Hong Kong rebound sekitar 2% setelah mengalami kejatuhan terberatnya sejak 2008 pada hari sebelumnya. Namun, pemulihan ini tidak bertahan lama dan Indeks Hang Seng kemudian jatuh 1,38%. 

Pada Selasa (8/10), bursa Hong Kong merosot, saham-saham di Cina daratan juga anjlok dari level tertinggi setelah konferensi pers dari Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Cina tidak menghasilkan rincian stimulus baru yang besar. Minyak mentah berjangka Brent, yang turun 4,6% dalam semalam, stabil di US$77,79 per barel. Bijih besi menemukan support di level US$106 di Singapura setelah penurunan 5% pada hari Selasa. 

“Kekecewaan pasar ini, meskipun dapat dimengerti, tampak terlalu dini dan salah arah,” kata Kepala Riset Makro Mizuho untuk Asia di luar Jepang, Wisnu Varathan, dalam sebuah catatan untuk klien, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/10).

Saham-saham energi mencatat penurunan terbesar, yakni 0,69%. Saham emiten energi  yang berada di zona merah, misalnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) turun 0,53% ke level Rp 3.780 per lembar saham. 

Di sisi lain, bursa saham Asia didominasi menguat. Indeks Nikkei terapresiasi 1,01%, Hang Seng naik 0,97%, sedangkan Straits Times terangkat 0,54%. Sebaliknya, Shanghai Composite anjlok 4,12%.

Saham yang naik paling tinggi (top gainers):

  • PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) naik 5,76% menjadi Rp 404
  • PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) naik 4,85% menjadi Rp 108
  • PT PP Tbk (PTPP) naik 3,98% menjadi Rp 470

Saham yang turun paling dalam (top losers):

  • PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) turun 3,51% menjadi Rp 550
  • PT Indosat Tbk (ISAT) turun 3,07% menjadi Rp 10.275
  • PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) turun 2,72% menjadi Rp 143

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...