BEI Target Rata-rata Nilai Transaksi Harian Rp 13,5 Triliun pada 2025
Bursa Efek Indonesia (BEI) menaikkan target rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 10,2% menjadi Rp 13,5 triliun pada 2025. BEI juga membidik penambahan 2 juta investor baru di pasar modal.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan target RNTH tersebut naik dari Rp 12,25 pada 2024, dengan jumlah hari bursa sebanyak 242 hari. Iman menegaskan otoritas BEI juga akan senantiasa memperhatikan perkembangan kondisi pasar.
“Secara target RNTH kita tetap optimis,” kata Iman dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BEI 2024 secara virtual, Rabu (23/10).
Selain target nilai transaksi harian, Iman juga menargetkan penambahan 2 juta investor baru di pasar modal. Target tersebut disampaikan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025.
BEI menetapkan beberapa asumsi tersebut berdasarkan kondisi ekonomi, seperti tren penurunan inflasi dan suku bunga global, serta potensi peningkatan jumlah perusahaan dan investor di pasar modal. Penetapan asumsi tersebut didukung oleh keyakinan terhadap kebijakan ekonomi dari pemerintahan baru era Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Investor Pasar Modal Tembus 14 Juta per Oktober 2024
BEI menyatakan jumlah investor pasar modal mengalami kenaikan sekitar 15,08% menjadi 14 juta single investor identification (SID) pada awal Oktober 2024. Data BEI merinci tepatnya jumlah investor saat ini telah mencapai 14.001.651 SID atau bertambah 1.833.590 SID baru dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun lalu sebanyak 12.168.061 SID.
Iman mengatakan industri pasar modal berperan penting untuk mendorong pertumbuhan perekonomian negara. Ia menyebut pasar modal Indonesia yang maju dan stabil akan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Meski demikian, hal tersebut tetap harus disertai dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, sektor bisnis, dan masyarakat,” ujar Iman, Kamis (4/10).
Pertumbuhan investor yang disertai dengan peningkatan literasi keuangan masyarakat diharapkan dapat memperkuat daya tahan pasar modal Indonesia. Hal itu dalam menghadapi dinamika global, termasuk aliran dana investor asing.