Bursa Wall Street Anjlok Tersulut Sentimen Pilpres AS dan Aksi The Fed
Indeks saham Wall Street di Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan Senin (4/110. Analis memperkirakan penurunan terjadi karena investor bersiap menghadapi pemilihan presiden AS serta kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve pada akhir pekan ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 257,59 poin atau 0,61% dan ditutup pada 41.794,60. S&P 500 turun 0,28% ke level 5.712,69, dan Nasdaq Composite tergelincir 0,33% menjadi 18.179,98.
Perdagangan di bursa bergejolak sepanjang hari. Dow sempat turun lebih dari 400 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq berfluktuatif antara keuntungan dan kerugian.
Hasil pemilihan pada hari Selasa berpotensi mempengaruhi arah pasar saham hingga akhir tahun ini. Jajak pendapat terbaru dari NBC News menunjukkan persaingan ketat antara mantan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Kamala Harris.
Ekonom dan Kepala Strategi Pasar New York Life Investments, Lauren Goodwin, mengatakan investor terlihat tengah menimbang perubahan-perubahan kecil terkait calon pemenang pemilu. Menurutnya, hasil pemilu AS sangat sulit untuk diprediksi sehingga tidak ada pihak yang memiliki keunggulan terkait arah ke depan.
“Jadi hal ini membuat pergerakan pasar berfluktuasi,” kata Goodwin, dikutip CNBC, Selasa (5/11).
Goodwin mengatakan pasar mungkin akan tetap bergejolak, tergantung partai mana yang menguasai Kongres. Jika DPR dan Senat AS dikuasai oleh partai yang berbeda, akan sulit untuk meloloskan perubahan undang-undang besar. Namun, apabila Partai Republik atau Demokrat menguasai Gedung Putih dan Kongres, hal ini dapat membuka jalan untuk rencana belanja besar atau perubahan pajak.
Di samping itu, kenaikan tipis saham Nvidia berhasil menjaga stabilitas pasar hampir sepanjang hari, meski akhirnya ditutup jauh di bawah level tertingginya dalam sesi tersebut. Nvidia mencatat kenaikan sekitar 0,5% setelah S&P Dow Jones Indices mengumumkan bahwa perusahaan tersebut akan menggantikan Intel dalam indeks Dow 30.
Pergantian yang berlaku akhir pekan ini membuat kinerja Nvidia melonjak sementara Intel tertinggal dalam persaingan kecerdasan buatan. Nvidia telah melonjak 174% sejak awal tahun, sedangkan nilai saham Intel turun lebih dari setengahnya sepanjang 2024.
Di sisi lain, saham-saham utilitas tertekanan setelah regulator federal menolak permohonan Talen Energy untuk meningkatkan kapasitas tenaga nuklir di pembangkit listrik Pennsylvania yang rencananya akan mendukung pusat data Amazon. Sementara itu, saham energi fosil dan tenaga surya naik dan harga minyak terangkat 2%.
Sementara sektor keuangan dan kesehatan melemah dengan saham Goldman Sachs dan UnitedHealth Group masing-masing turun 1,5% dan 1,7%, yang turut menekan indeks Dow. Selain pemilu, Wall Street menantikan keputusan suku bunga terbaru dari Federal Reserve pada hari Kamis.
Berdasarkan FedWatch Tool dari CME Group, para pedagang memperkirakan peluang 98% untuk penurunan suku bunga sebesar seperempat poin pada akhir pertemuan kebijakan bank sentral. Hal itu juga menyusul pemangkasan setengah poin yang dilakukan pada bulan September.
Adapun perdagangan saham pada Senin ini berlangsung ketika obligasi AS menguat. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa investor mungkin mulai mengurangi risiko menjelang pemilu. Treasury 10-tahun diperdagangkan dengan imbal hasil sekitar 4,3% pada Senin, turun dari sekitar 4,36% pada Jumat, di mana imbal hasil obligasi bergerak berlawanan dengan harga.