Mandiri Sekuritas Bantah Bakal Bawa Perusahaan Kripto Beraset Jumbo IPO
PT Mandiri Sekuritas membantah kabar yang menyebut perusahaan bakal membawa satu perusahaan yang bergerak dalam perdagangan aset kripto untuk melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam waktu dekat. Perusahaan kripto itu mengincar dana Rp 1 triliun dari IPO tersebut.
“Enggak bener (soal kabar Mandiri Sekuritas bakal bawa IPO perusahaan kripto),” kata Oki Ramadhana, Direktur Utama Mandiri Sekuritas, di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (9/12).
Berdasarkan pemberitaan Katadata.co.id, Direktur Utama Datindo Entrycom, E Agung Setiawati, mengungkapkan pihaknya telah menerima mandat dari sebuah perusahaan kripto untuk bertindak sebagai Biro Administrasi Efek (BAE) dalam IPO perusahaan itu.
Penunjukkan Datindo untuk mempersiapkan calon emiten kripto tersebut menjadi perusahaan tercatat di BEI. Ia menyebutkan jika Datindo menjadi BAE, ukuran IPO dan dana yang diincar calon emiten tersebut dipastikan akan besar.
“Untuk yang kripto ini paling incar dana (dari IPO) Rp 1 triliun,” kata Wati di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (5/12).
Wati mengatakan calon emiten itu telah menunjuk Ciptadana Sekuritas dan Mandiri Sekuritas untuk menjadi penjamin pelaksana emisi dalam penawaran saham perdananya. Namun, ia enggan membeberkan nama perusahaan kripto yang akan mencatatkan sahamnya di BEI. Ia hanya menyebut bahwa perusahaan tersebut bergerak di bidang perdagangan, bukan pembuat aplikasi.
24 Emiten Bakal IPO di Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan hingga saat ini terdapat 24 perusahaan yang antre untuk mencatatkan perdana sahamnya atau initial public offering (IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan di antara 24 perusahaan tersebut, ada 17 perusahaan beraset jumbo.
Merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat satu perusahaan skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar yang masuk dalam pipeline. Kemudian enam perusahaan dalam pipeline tergolong skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar. Lalu 17 perusahaan aset skala besar atau aset diatas Rp 250 miliar.
"Sampai dengan 6 December 2024 telah tercatat 40 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp 10,19 triliun," tulis Nyoman dalam laporannya, dikutip Senin (9/12).
Berikut jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:
- 2 perusahaan dari sektor material dasar
- 3 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
- 7 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
- 3 perusahaan dari sektor energi
- 2 perusahaan dari sektor finansial
- 2 perusahaan dari sektor kesehatan
- 2 perusahaan dari sektor industri
- 0 perusahaan dari sektor infrastruktur
- 2 perusahaan dari sektor properti dan real estate
- 0 perusahaan dari sektor teknologi
- 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik