Saham Tesla dan Nvidia Turun, Wall Street Alami Tekanan

Nur Hana Putri Nabila
30 Desember 2024, 06:20
wall street, tesla, saham
Antara
Ilustrasi - Pintu masuk Wall Street ke New York Stock Exchange (NYSE) terlihat di New York City, AS. ANTARA/REUTERS/Brendan McDermid/am.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) turun pada hari Jumat (27/12), dipimpin oleh merosotnya saham-saham teknologi. Meski demikian, indeks utama tetap mencatatkan performa positif selama minggu liburan.

Indeks blue-chip Dow Jones Industrial Average turun 333,59 poin atau 0,77% ke level 42.992,21, menandai penurunan pertama dalam enam sesi. S&P 500 juga melemah 1,11% ke posisi 5.970,84, hingga Nasdaq Composite merosot 1,49% ke 19.722,03.

Penurunan ini terutama dipengaruhi oleh aksi jual saham perusahaan milik Elon Musk yakni Tesla, sekitar 5%, dan Nvidia yang turun 2%.

 Meskipun Wall Street terkoreksi pada akhir pekan, Dow Jones Industrial Average tetap mencatat kenaikan sekitar 0,4% sepanjang minggu, mematahkan tren penurunan selama tiga minggu berturut-turut.

S&P 500 menguat 0,7% selama minggu ini, bahkan mencetak performa terbaiknya pada malam Natal sejak 1974 pada hari Selasa. Lalu Nasdaq Composite memimpin kenaikan hampir 0,8% sepanjang minggu.  

Namun, naiknya imbal hasil Treasury menjadi salah satu faktor yang menekan pasar saham. Imbal hasil Treasury 10 tahun naik lebih dari empat basis poin pada Jumat ke level 4,627%, setelah sebelumnya menyentuh level tertinggi sejak Mei 2024.

Manajer Portofolio Senior UBS Global Wealth, Alan Rechtschaffen, mengatakan pergerakan pasar mencerminkan kurangnya kepercayaan dari para pelaku pasar.

"Saya rasa ada banyak isu yang beredar terkait tarif dan kekhawatiran besar mengenai produktivitas," ujar Rechtschaffen, dikutip dari CNBC, Senin (30/12). 

Beberapa investor optimistis pasar saham dapat mencatatkan kenaikan di awal tahun baru, didorong oleh fenomena yang dikenal sebagai "Reli Sinterklas". Fenomena ini merujuk pada kecenderungan pasar untuk naik selama lima hari terakhir perdagangan di akhir tahun dan dua hari pertama di Januari. 

Menurut data dari LPL Financial, sejak tahun 1950, S&P 500 biasanya mencatatkan keuntungan rata-rata 1,3% selama periode Reli Sinterklas. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata kenaikan pasar selama tujuh hari biasa, yang hanya sekitar 0,3%.

Kepala Investasi di Parnassus Investments, Todd Ahlsten, mengatakan investor akhirnya bisa bernapas lega setelah melewati siklus pemilihan umum yang sarat perdebatan. Ia menyebut tahun 2024 pun berhasil ditutup dengan keuntungan tahunan yang cukup signifikan.

 “Melihat ke depan hingga 2025, pasar diperkirakan akan tumbuh dan membaik,” katanya.

 Pada Desember, Nasdaq naik sebesar 2,6%, didorong oleh lonjakan harga saham Tesla dan Alphabet, serta reli saham Apple yang mendekati kapitalisasi pasar perusahaan tersebut ke angka $4 triliun.

Namun S&P 500 terkoreksi 1% sepanjang bulan ini, sementara Dow Jones menghadapi bulan terburuknya sejak April dengan anjlok sekitar 4,3%.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...