Saham Konglomerat Jadi Peluang Investasi 2025, Ada Aguan, Salim, hingga Prajogo
Saham-saham emiten milik konglomerat menjadi penopang pasar modal Indonesia di tengah sederet sentimen global maupun domestik. Seperti emiten milik konglomerat Sugianto Kusuma atau Aguan, Agoes Projosasmito, Prajogo Pangestu, Garibaldi Thohir, Mochtar Riady, Franky Oesman Widjaja, hingga Hary Tanoesoedibjo.
Head of Equity Retail Trimegah Sekuritas Billy Budiman menjelaskan, saham-saham emiten konglomerat menunjukkan penguatan di 2024 dan menjadi salah satu yang dapat diperhitungkan oleh para investor untuk menambah koleksi portofolio di 2025.
Ia menilai saham-saham konglomerat menghidupkan market di Indonesia di 2024. Pasalnya salah satu sentimen yang membuat saham-saham konglomerat bergerak salah satunya sederet aksi korporasi.
"Menurut saya grup konglomerasi kayak Pak Prajogo, Pak Antoni Salim gitu, Pak Aguan, Pak Boy Thohir itu harusnya semua masih menarik (tahun 2025)," kata Billy kepada Katadata, dikutip Selasa (31/10).
Ia menjelaskan masing-masing perusahaan konglomerat ini memiliki rencana ekspansi untuk memperlebar sayap bisnisnya. Artinya perusahaan-perusahaan konglomerat ini secara kinerja diprediksi dapat melesat.
"Jadi buat kami emiten-emiten konglomerasi itu masih menarik lah tahun depan gitu, sebab meskipun blue chip-nya lagi kurang bergairah, tapi market masih hidup karena emiten konglomerat." tuturnya.
Aksi Korporasi Emiten Konglomerat 2024
Stockbit Sekuritas turut mengungkap pasar modal Indonesia pada 2024 kembali didominasi oleh aksi korporasi dari beberapa konglomerat.
"Diikuti kenaikan harga saham yang fantastis dari emiten yang terafiliasi dengan konglomerat tersebut," tulis Stockbit, dikutip Jumat (31/12).
Berikut rincian aksi korporasi beserta selama 2024 yang dimiliki oleh beberapa konglomerasi tersebut yang telah dirangkum Stockbit:
Sugianto Kusuma atau Aguan
Saham Pantai Indah Kapuk Dua (PANI) menguat 227% secara year to date (ytd). Selain itu, PANI pada Agustus telah menggelar private placement Rp 6,5 triliun untuk mengakuisisi lahan 239 ha dari pihak afiliasi.
Lalun pada Desember mengumumkan IPO anak usaha yakni CBDK dengan target perolehan dana sekitar Rp 1,7 sampai dengan Rp 2,3 triliun.
Agoes Projosasmito
Agoes merupakan sosok dibalik Amman Mineral Internasional (AMMN) yang sahamnya menguat 29% ytd.
Perusahaan pada September meresmikan smelter senilai Rp 21 triliun dengan kapasitas input 900.000 ton konsentrat per tahun di Nusa Tenggara Barat.
Lalu emitennya yang lain seperti Bumi Resources Minerals (BRMS) menguat 104% ytd. Pada Desember BRMS juga mengumumkan cadangan emas dengan kadar yang lebih tinggi di tambang River Reef dan Hill Reel di Palu.
Selanjutnya emiten yang terafiliasi Agoes yakni Bumi Resources (BUMI) dengan penguatan saham 39% ytd. BUMI pada April tahun ini berencana meminta persetujuan untuk kuasi reorganisasi guna mengeliminasi defisit saldo laba US$ 2,35 miliar per 2023. Namun, rencana tersebut kemudian dihapus dalam agenda RUPSLB pada Juni 2024.
Prajogo Pangestu (PP)
Saham emiten Prajogo Pangestu Petrosea (PTRO) melejit 426% ytd. Pada Juni CUAN melalui anak usahanya, PT Kreasi Jasa Persada, menambah kepemilikan sebanyak 7,5% saham PTRO senilai kurang lebih Rp 207,9 miliar dari PT Caraka Reksa Optima. Lalu pada Desember menyetujui rencana stock split dengan rasio 1:10, dengan jadwal perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar reguler dan negosiasi pada 3 Januari 2025.
Selain PTRO, saham Barito Renewables Energy (BREN) naik 24% ytd. Seiring dengan kenaikan saham, BEI menetapkan perdagangan saham BREN ditransaksikan secara full periodic call auction (FCA).
Lalu pada September, BREN masuk indeks FTSE Global Equity Series dengan status kapitalisasi terbesar. Tetapi kemudian dikeluarkan akibat kepemilikan saham yang terkonsentrasi, dengan empat pemegang saham yang mengendalikan 97% saham perseroan.
Emiten Prajogo yang lain seperti Chandra Asri Pacific (TPIA) menguat 43% ytd. Penguatan saham TPIA diiringi dengan berbagai aksi korporasi yakni pada Mei, TPIA mengumumkan bahwa joint venture–nya bersama Glencore plc menandatangani perjanjian akuisisi seluruh saham Shell Energy and Chemicals Park Singapore (SECP) dari Shell Singapore Pte. Ltd.
Pada Mei 2024, perusahaan masuk dalam indeks MSCI Global Standard Indexes. Lalu pada Agustus, Direktur TPIA Suryandi mengatakan bahwa perseroan membuka peluang untuk membawa anak usahanya di bisnis infrastruktur, yakni PT Chandra Daya Investasi, untuk menjadi perusahaan publik.
Mochtar Riady (Grup Lippo)
Pada September LPKR melalui anak usahanya, PT Megapratama Karya Persada, menjual 18,6% saham SILO kepada Sight Investment Company Pte. Ltd. senilai Rp 6,9 triliun
Hary Tanoesoedibjo (Grup MNC)
Pada September, menjadi investor dalam private placement RAAM dengan mengambil 619,4 juta setara 10% saham senilai Rp 310 miliar.
Lalu pada Oktober, MSIN melakukan stock split dengan rasio 1:5. Selanjutnya pada Desember, KPIG mencapai kesepakatan untuk divestasi aset tanah MNC Bali Resort di Bali kepada PT Bumi Indah Prima senilai Rp 5,5 triliun
Franky Oesman Widjaja (Grup Sinar Mas)
Pada Juli, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) melakukan stock split dengan rasio 1:10.
Garibaldi Thohir (Grup Thohir)
Pada September, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan akan melakukan spin–off bisnis batu bara termal di bawah PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) melalui skema penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS). Bersamaan dengan PUPS ini, AADI juga melaksanakan IPO pada Desember 2024.