Bakal Diakuisisi Hanwa Life Insurance, Saham Bank Nobu Malah Anjlok 24,6%

Patricia Yashinta Desy Abigail
31 Januari 2025, 19:38
saham, bank nobu
Pexels
Ilustrasi saham
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) atau Bank Nobu tengah diincar raksasa asuransi asal Korea Selatan, Hanwha Life Insurance. Namun, rencana Hanwha untuk mengakuisisi 40% saham bank tersebut justru membuat harga sahamnya anjlok hingga 24,66% dan menyentuh auto rejection bawah (ARB), pada Jumat (31/1). 

Hanwa Life Insurance akan membeli 2,9 miliar saham bank milik Lippo Group itu atau setara 40% dari seluruh saham bank.  Menurut pengumuman resmi kedua perusahaan yang dipublikasikan media massa, Hanwa Life menyatakan alasan perusahaan mengakuisisi 40% saham Nobu Bank untuk mempertahankan industri perbankan yang sehat.

"Program konsolidasi industri perbankan nasional merupakan langkah strategis yang dirancang oleh regulator untuk menciptakan solidaritas industri perbankan," tulis manajemen kedua perusahaan dalam pengumuman, Jumat (31/1).

Dalam rancangan akuisisinya, Hanwha menyebutkan perusahaan berencana memiliki saham Bank Nobu untuk jangka panjang. Hanwha akan mengintegrasikan kemampuan digital Hanwha Life Insurance di bidang keuangan ke dalam operasional Bank Nobu. 

Hanwha juga bakal berinvestasi di teknologi Big Data untuk mendukung produk dan layanan Bank Nobu yang akan dipasarkan melalui kanal digital. 

Kabar ini justru direspons negatif oleh para investor sehingga harga saham NOBU anjlok 24,66% ke level Rp 550 per saham pada penutupan perdagangan Jumat (31/1). Sebelumnya, harga saham NOBU sempat mengalami naik hingga 21,92% ke level Rp 890 per saham.

Akuisisi Hanwha Bakal Membatalkan Merger Bank MNC dan Bank Nobu?

Munculnya Hanwha Life sebagai calon investor baru Bank Nobu muncul setelah proses penyatuan usaha atau merger Bank Nobu dengan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) belum juga terealisasi sejak diumumkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2023 lalu.

Sebelumnya, OJK menyatakan bakal memaksa kedua bank itu merger jika mereka tak kunjung mencapai kesepakatan. Namun ketika dikonfirmasi kembali, OJK juga belum dapat memberikan kepastian terhadap rencana aksi korprorasi tersebut.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyatakan rencana merger antarbank merupakan hasil kesepakatan dan berada dalam kewenangan para pemegang saham masing-masing bank.

"OJK senantiasa mendorong pelaksanaan aksi korporasi apabila langkah tersebut dapat mendukung konsolidasi industri perbankan secara keseluruhan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam jawaban tertulisnya, Minggu (26/1).

Dian juga tidak memberikan secara rinci kemajuan proses penyatuan usaha Bank MNC dan Bank Nobu yang molor dua tahun sejak diumumkan oleh OJK. Sebelumnya, dia pernah menyatakan Bank MNC maupun Bank Nobu masih dalam negosiasi terkait pemenuhan rasio kepemilikan saham bank hasil merger. 

Saat ini, pemegang saham Bank Nobu terdiri atas PT Putera Mulia Indonesia dengan kepemilikan 23,97% selaku pengendali. Selanjutnya, PT Star Pacific Tbk memegang 13,45%, masyarakat non warkat memiliki 11,54% saham, dan PT Prima Cakrawala Sentosa memiliki 10,66% saham NOBU.  

PT MNC Land Tbk (KPIG) memiliki 9,99% saham NOBU, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) memiliki 9,73%, sedangkan PT Inti Anugerah Pratama memiliki 8,02% saham. OCBC Securities Pte Ltd A/C client memiliki 6,91%, dan Nomura Securities Co Ltd A/C client memiliki 5,73% saham NOBU.  

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...