Manuver Petrosea (PTRO) Setelah Raup Pendapatan Rp 11 T, Bagaimana Prospeknya?


Emiten kontraktor pertambangan, PT Petrosea Tbk (PTRO) mencatatkan kinerja positif sepanjang 2024. Berdasarkan laporan kinerja keuangan untuk tahun buku 2024, Petrosea mencatatkan laba sebesar US$ 9,69 juta atau setara Rp 159,48 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan emiten terafiliasi orang terkaya nomor satu di Indonesia Prajogo Pangestu mencapai US$ 690,81 juta atau Rp 11,35 triliun. Perolehan tersebut naik 16,6% yoy dari periode tahun lalu US$ 577,61 juta.
Bila merujuk laporan keuangan yang sudah diaudit, pendapatan Petrosea mayoritas ditopang dari segmen konstruksi dan rekayasa yakni sebesar US$ 299,17 juta dan penambangan US$ 290,15 juta. Tak hanya itu, segmen jasa menyumbang US$ 34,62 juta dan segmen lainnya US$ 2,68 juta.
Adapun penjualan batu bara yang berkontribusi pada pendapatan PTRO tercatat sebesar US$ 64,17 juta. Di samping itu, beban usaha langsung PTRO terpantau naik pada 2024 menjadi US$ 600,52 juta atau Rp 9,87 triliun dari sebelumnya US$ 495,51 juta atau Rp 8,14 pada 2023.
Meski pendapatan naik, secara keseluruhan laba perusahaan merosot 20,5% year on year (yoy) dari tahun buku 2023 sebesar US$ 12,2 juta atau Rp 200,58 miliar.
Selanjutnya dari sisi neraca, jumlah aset PTRO sebesar US$ 867,26 juta pada 2024. Lalu liabilitas perusahaan sebesar US$ 691,51 juta dan ekuitas PTRO sebesar US$ 249,75 juta pada 2024.
Sederet Aksi Korporasi PTRO
Sebelumnya, emiten kontraktor tambang milik Prajogo Pangestu itu memperoleh kontrak jasa pertambangan senilai sekitar Rp 4,03 triliun. Sekretaris Perusahaan PTRO, Anto Broto, mengungkapkan PTRO telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan PT Bara Prima Mandiri (BPM) dan PT Niaga Jasa Dunia (NJD) pada 26 Februari 2025.
Dalam kesepakatan ini, PTRO bertindak sebagai kontraktor jasa pertambangan, sementara BPM merupakan pemegang izin usaha pertambangan operasi produksi (IUP-OP), dan NJD ditunjuk oleh BPM untuk mengoperasikan tambang tersebut. Perjanjian ini mulai berlaku sejak tanggal efektif term sheet, yaitu 5 November 2024, hingga 31 Desember 2032.
“Memberikan dampak positif terhadap kelangsungan usaha Perseroan serta meningkatkan kinerja keuangan dan terhadap kegiatan operasional PTRO.” kata Anto dalam keterbukaan informasi BEI, Kamis (27/2).
Kemudian PTRO pun mengumumkan aksi korporasi berupa perolehan nilai backlog atau perolehan kontrak sebesar Rp 64,3 triliun sepanjang 2024. Nilai backlog tersebut juga merupakan nilai tertinggi sepanjang lebih dari lima dekade Petrosea berkiprah di sektor pertambangan dan konstruksi.
Beberapa kontrak baru yang berhasil diamankan PTRO mencakup perjanjian jasa pertambangan dengan PT Pasir Bara Prima senilai Rp 17,4 triliun dengan durasi sepanjang masa tambang (life of mine). Selain itu, PTRO juga menandatangani kontrak Onshore Early Works EPC untuk proyek Ubadari, Tangguh EGR/CCUS & Tangguh Onshore Compression (UCC) dengan nilai Rp 4,6 triliun dan masa kerja 24 bulan.
Kerja sama terbaru, dibuat PTRO dengan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Dalam pengumuman terbaru, PTRO meraih kontrak jasa pertambangan baru bernilai jumbo dengan total mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16,29 triliun (kurs: 16.297 per dolar AS).
Corporate Secretary Vale Indonesia Wiwik Wahyuni menjelaskan, setelah melalui proses lelang sesuai dengan tata kelola perusahaan, PT Petrosea Tbk (PTRO) terpilih sebagai pemenang untuk pekerjaan jasa penambangan di area Bahodopi Blok 2 dan 3, Sulawesi Tengah.
“Baik INCO maupun PTRO akan segera memfinalisasi penandatanganan kontrak jasa pertambangan tersebut, yang diharapkan bisa selesai pada bulan Maret 2025,” tulis Wiwik dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (15/1).
Nilai pekerjaan jasa pertambangan ini diperkirakan mencapai sekitar US$1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun, dengan jangka waktu 10 tahun. Mengenai lingkup wilayah dan cakupan pekerjaan, kontrak tersebut mencakup pengupasan lapisan tanah, penambangan dan pengangkutan bijih nikel, serta pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan jasa pertambangan tersebut.
Wiwik menjelaskan kontrak jasa pertambangan ini akan mendukung operasional bisnis perusahaan dengan menambah produksi bijih nikel dari area Kecamatan Bahodopi Blok 2 dan 3, yang akan melengkapi produksi dari Blok Sorowako yang telah beroperasi.
Gerak Saham Petrosea
Saham Petrosea termasuk salah satu saham yang aktif diperdagangkan di bursa. Dalam satu tahun terakhir, Harga saham PTRO sudah naik 532,7%.
Pada perdagangan 5 Maret 2024, saham PTRO baru berada pada level 471. Kenaikan cukup drastis terjadi mulai September setelah saham menembus ke angka Rp 1.400.
Pada Desember 2024, Harga saham PTRO merangkak di level 2.000. Harga saham tertinggi tercatat pada 20 Januari 2024 saat menyentuh level 4.000.
Sejak awal tahun atau year to date, saham PTRO telah naik 8,56% dari Rp 2.745 menjadi Rp 2.980 pada penutupan perdagangan Selasa (4/3).
Merujuk data Bursa Efek Indonesia, saat ini saham perusahaan yang bergerak di bidang energi minyak, gas dan batu bara ini digenggam oleh PT Kreasi Jasa Persada sebanyak 41,5% dan PT Caraka Reksa Optima sebanyak 30,2%. Adapun kepemilikan saham oleh masyarakat sebanyak 27,2%.