Proyeksi Dividen Adaro Andalan (AADI), Potensi Bagi Rp 8,9 T Cek Kebijakannya

Ira Guslina Sufa
6 Maret 2025, 08:36
PT Adaro Energy Indonesia
Fauza Syahputra|Katadata
PT Adaro Energy Indonesia
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mencatatkan kinerja keuangan yang solid sepanjang 2024. Dalam laporan terbaru yang dipublikasikan, AADI membukukan laba bersih sebesar US$ 1,21 miliar atau setara Rp 19,84 triliun. 

Perolehan laba yang dikantongi Adaro Andalan itu meningkat 5,9% secara tahunan (yoy) dari laba tahun 2023 yang sebesar US$ 1,14 miliar atau Rp 18,74 triliun. Kenaikan laba ini menjadi sinyal positif bagi para investor yang menanti pembagian dividen.

Di sisi lain, meski laba bersih meningkat, AADI mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 10,1% menjadi US$ 5,31 miliar atau Rp 87,16 triliun. Pada tahun buku 2023 pendapatan Adaro Andalan mencapai US$ 5,91 miliar atau Rp 96,92 triliun.

Penjualan batu bara tetap menjadi penyumbang terbesar terhadap pendapatan perusahaan, baik dari pihak ketiga maupun pihak berelasi. Bersamaan dengan penurunan pendapatan, EBITDA operasional AADI juga turun sebesar 19% secara tahunan (yoy) menjadi USD$ 1,31 miliar pada tahun 2024. 

Sementara itu, laba inti perusahaan tercatat sebesar US$ 1,04 miliar, yang turut terdampak oleh penurunan harga jual rata-rata (ASP).  Meskipun demikian, Presiden Direktur dan CEO AAI, Julius Aslan, mengatakan margin EBITDA operasional tetap berada pada level yang sehat, yakni 25%. 

Julius  menjelaskan penurunan EBITDA operasional pada FY24 terutama disebabkan oleh pelemahan harga batu bara global. Perusahaan juga mencatat keuntungan satu kali sebesar US$ 323 juta dari penjualan Adaro Minerals (ADMR). Namun angka ini tidak dimasukkan dalam perhitungan EBITDA operasional maupun laba inti. 

"Kondisi ini di luar kendali kami karena batu bara merupakan komoditas yang bergerak mengikuti siklus pasar," tulis Julius dalam keterangannya, dikutip Rabu (5/3).

Dividen AADI, Seberapa Besar Potensinya?

Dengan peningkatan laba bersih, perhatian pasar kini tertuju pada kebijakan dividen AADI. Mengingat rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) yang  cukup kompetitif, kenaikan laba ini membuka peluang bagi perusahaan untuk memberikan dividen yang menarik bagi pemegang saham.

Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, menilai bahwa meskipun harga jual rata-rata (ASP) batu bara mengalami penurunan sebesar 16,5% yoy, laba yang tetap tumbuh mengindikasikan kestabilan fundamental perusahaan. AADI juga mencatat keuntungan satu kali sebesar US$ 323 juta dari pelepasan saham ADMR pada 20 Juni 2024 senilai US$ 510,3 juta. 

Keuntungan dari penjualan ADMR memang tidak dimasukkan dalam perhitungan EBITDA operasional maupun laba inti, tetapi memperkuat posisi kas perusahaan. Dengan posisi kas yang diperkuat oleh penjualan ADMR serta manajemen utang yang terjaga, AADI memiliki ruang yang cukup untuk mempertahankan rasio pembayaran dividen yang stabil atau bahkan meningkat.

AADI mencatat volume produksi batu bara sebesar 65,82 juta ton, naik 8% dibandingkan tahun sebelumnya. Volume penjualan juga meningkat 7% menjadi 68,06 juta ton. Dengan efisiensi dan peningkatan produksi ini, perusahaan tetap mampu menghasilkan arus kas yang kuat.

Riwayat Pembagian Dividen AADI 

Mengenai dividen, untuk laba tahun buku 2024 memang belum akan dibagikan dalam bentuk dividen kepada pemegang saham. Hal itu lantaran Adaro Andalan masih terikat dengan kebijakan dividen pada saat initial public offering (IPO) 5 Desember 2024 lalu.  Meski begitu, capaian ini bisa menjadi pedoman untuk melihat potensi dividen Adaro Andalan pada masa mendatang. 

Merujuk dokumen prospektus AADI, mulai tahun buku 2025 yang dibagikan pada 2026, perseroan merencanakan rasio pembayaran dividen sampai dengan 45% dari laba bersih konsolidasi. Dividen akan diberikan apabila perseroan mempertahankan kinerja positif seperti tahun buku 2024.  

Perseroan dapat membagikan dividen kepada pemegang saham berdasarkan rekomendasi dari direksi dengan persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS). Dalam dokumen IPO. Adaro Andalan juga menunjukkan komitmen untuk membagikan dividen interim. 

“Dividen interim dapat dibayarkan berdasarkan keputusan Direksi setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris,” tulis manajemen dalam prospektus IPO. 

Dalam dokumen IPO, AADI juga menjelaskan sebelum menjadi perusahaan terbuka, perusahaan secara konsisten rutin membagikan dividen. Pada Januari 2024, AADI membagikan dividen tunai interim untuk tahun buku 2023 sebesar US$ 360.046 atau setara sekitar Rp 5,6 miliar.

Selanjutnya pada Mei 2024 juga  dibagikan dividen dividen tunai final untuk tahun buku 2023 sebesar US$ 399.686 atau sekitar Rp 6,2 miliar. Masih pada tahun yang sama, pada Juni 2024 perusahaan kembali membagikan dividen tunai interim sebesar US$ 2,21 juta atau setara Rp 34,5 miliar.

Adapun merujuk pada laporan keuangan AADI mencatat laba per saham yang bisa diatribusikan kepada pemegang saham adalah US$ 0,17 dolar atau setara dengan Rp 2.780. Dengan asumsi pembayaran dividen 45% maka bila kinerja usaha Adaro Andalan pada tahun buku sama dengan 2024 maka setiap pemegang saham berpotensi mendapat dividen Rp 1.200 per lembar saham.  

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan