Wall Street Mulai Bangkit Ditopang Saham Teknologi

Nur Hana Putri Nabila
13 Maret 2025, 05:37
Bursa efek New York atau Wall Street,
NYSE
Bursa efek New York atau Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa saham Wall Street mulai bangkit pada perdagangan Rabu (12/3) setelah melorot dalam beberapa minggu terakhir. Harga saham-saham teknologi mulai naik, sehingga menahan laju penurunan S&P dan Nasdaq.

Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, menguat 1,22% ke level 17.648,45. S&P 500 naik 0,49% menjadi 5.599,30. Sebaliknya, Dow Jones Industrial Average melemah 82,55 poin atau 0,2% ke 41.350,93.

Meski sektor teknologi sempat merosot lebih dari 3% selama sepekan, saham-saham di kelompok ini bangkit dan mendorong S&P 500 naik. Nvidia melonjak 6,4%, AMD lebih dari 4%, Meta Platforms 2%, dan Tesla lebih dari 7%.

Kenaikan itu didukung oleh data inflasi Amerika yang lemah, sehingga meredakan kekhawatiran tentang ekonomi dan karena investor memborong saham teknologi yang terpukul.

Indeks Harga Konsumen atau IHK, yang mencerminkan perubahan biaya di seluruh ekonomi Amerika, naik 0,2% pada Februari. Alhasil, inflasi tahunan di level 2,8% atau  lebih rendah dari proyeksi Dow Jones yang memperkirakan 0,3% dan 2,9%. 

Sementara itu, IHK inti, tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak,  meningkat 0,2% secara bulanan atau month to month (mtm) dan 3,1% dalam setahun terakhir alias year on year (yoy). Besaran keduanya di bawah ekspektasi.  

Menurut Direktur Pelaksana Strategi Investasi dan Riset di Aspiriant Wealth Management Dave Grecsek, data ituini sedikit mengurangi kekhawatiran stagflasi dan memberi bank sentral Amerika The Fed lebih banyak fleksibilitas kebijakan. 

"Jika inflasi lebih tinggi, kekhawatiran bakal semakin besar karena The Fed tidak akan bisa merespons jika ekonomi terus melemah," kata Grecsek dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (13/3).

Sementara itu, kebijakan tarif baja dan aluminium yang diterapkan oleh Presiden Donald Trump mulai berlaku pada Rabu (12/3). Kanada merespons dengan mengenakan tarif balasan 25% terhadap barang-barang AS senilai lebih dari US$ 20 miliar. Uni Eropa berencana memberlakukan tarif serupa terhadap impor AS senilai 26 miliar euro atau US$ 28,33 miliar mulai April.  

Ketegangan terkait tarif dagang itu menekan pasar. Investor khawatir kebijakan Trump dapat memicu inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi, hingga memicu ancaman stagflasi. 

Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq turun sekitar 3% selama sepekan terakhir. S&P 500 bahkan sempat memasuki wilayah koreksi pada Selasa (11/3), anjlok 10% dibandingkan rekor Februari.

Selama sebulan terakhir, S&P 500 turun lebih dari 7%, sementara Dow dan Nasdaq masing-masing turun 6,8% dan 10,2%.

Grecsek mengatakan penurunan pasar bukanlah hal yang mengejutkan, mengingat pasar ekuitas AS telah sempat menguat signifikan dalam dua tahun terakhir. Namun, ia optimistis bahwa setelah melewati fase ini, akan ada kabar positif ke depan. 

"Wajar jika kali ini terjadi koreksi," ujarnya.  

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...