Bos Blue Bird (BIRD) Bocorkan Kinerja 2024, Seberapa Besar Potensi Dividen?

Ringkasan
- BPKH mencatatkan defisit Rp 317,36 miliar pada 2023 karena peningkatan beban PIH menjadi Rp 18,2 triliun.
- Nilai manfaat untuk penyelenggara haji mengalami defisit Rp 316,1 miliar, sementara Dana Abadi Umat mengalami penurunan surplus akibat lonjakan bantuan kemaslahatan.
- Aset BPKH mengalami kenaikan 0,4% menjadi Rp 169,35 triliun, sementara posisi dana haji yang dikelola meningkat menjadi Rp 166,74 triliun.

Direktur Utama PT Blue Bird Tbk (BIRD) Adrianto Djokosoetono optimistis perusahaan yang menyediakan layanan transportasi itu mencetak kinerja positif pada 2024. Menurut pria yang biasa disapa Andre, perusahaan terus melakukan berbagai terobosan untuk memastikan pertumbuhan kinerja.
“Optimislah ada kenaikan terutama kinerja di kuartal IV,” ujar Andre di sela kegiatan buka puasa bersama, Kamis (13/3).
Menurut Andre, kenaikan kinerja perusahaan ditopang oleh seluruh lini bisnis yang tengah dikembangkan perseroan. Kendati demikian, ia belum mengungkap angka detail lantaran masih menunggu laporan resmi yang akan dipublikasikan pada awal April mendatang.
Bersamaan dengan pertumbuhan kinerja, Andre memberi sinyal BIRD akan tetap membagikan dividen kepada para pemegang saham untuk laba tahun buku 2024. Sementara mengenai besaran dividen yang akan dibagi menurut Andre masih akan menunggu persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
“Angkanya adalah, nanti akan kami ajukan,” ujar Andre.
Pada 2024 Bluebird mencatatkan kinerja keuangan yang solid. Untuk kuartal III atau Q3, Bluebird membukukan pendapatan sebesar Rp 3,66 triliun. Jumlah ini meningkat 13% secara tahunan year on year (YoY). Dari sisi profitabilitas, Bluebird mencatatkan laba bersih Rp 442 miliar atau meningkat 20% YoY.
Menurut Andre, torehan laba perusahaan menunjukkan tren kenaikan dari setiap kuartal. Dia optimistis torehan laba pada kuartal akhir 2024 akan meningkat signifikan sehingga menopang kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan. Adapun pada tahun buku 2023 Blue Bird mencatatkan pendapatan sebesar Rp 4,4 Triliun dan laba bersih sebesar Rp 463 miliar.
Mengenai dividen, BIRD merupakan salah satu emiten tercatat di Bursa Efek Indonesia yang rajin membagikan dividen. Pada 2024 bluebird membagikan dividen tahun buku 2023 sebesar Rp 228 miliar. Dari nilai itu BIRD membagikan dividen Rp 91 untuk setiap lembar saham. Sementara itu, pada 2023, BIRD membagikan dividen untuk tahun buku 2022 sebesar Rp72 per lembar saham.
Diversikasi Layanan Menopang Kinerja BIRD
Sebagai perusahaan taksi terbesar di Tanah Air, Andre mengatakan, Bluebird senantiasa melakukan berbagai terobosan dengan mengembangkan lini bisnis. Salah satunya adalah dengan menambah jenis layanan serta memperluas jaringan.
Menurut Andre, pada 2024 BIRD menyediakan beragam layanan mobilitas untuk perjalanan harian maupun jarak jauh. Terdapat layanan Bluebird dan Silverbird untuk perjalanan harian, dan layanan sewa mobil, Goldenbird yang menyediakan berbagai pilihan armada dengan pengemudi profesional.
Sementara itu untuk mobilitas rombongan terdapat Bigbird yang menyediakan berbagai tipe bus yang bisa disewa untuk dalam maupun keluar kota. Juga ada layanan Cititrans untuk perjalanan jarak jauh, termasuk layanan ke bandara Soekarno-Hatta dan layanan Bluebird Kirim.
Andre mengatakan, saat ini pertumbuhan lini usaha di luar jasa taksi makin membesar. Bahkan ia memprediksi sumbangsih layanan taksi terhadap kinerja usaha akan terus mengecil seiring pertumbuhan lini bisnis lain seperti pengiriman dan rental mobil. Adapun pada 2023 ia mengatakan layanan taksi memberi kontribusi hingga 74% pada kinerja usaha.
“Pada 2024 dan seterusnya walau taksi tetap growth tetapi proporsinya akan turun karena bisnis lain akan berkembang lebih cepat,” ujar Andre.
Strategi BIRD Hadapi Persaingan
Sebagai bagian dari pengembangan usaha dan menjawab tantangan pasar, Andre mengatakan pada 2025 Blue Bird akan menambah unit kendaraan listrik. Saat ini perusahaan telah menggunakan 2% dari total 25 ribu unit kendaraan yang dimiliki.
"Untuk armada taksi (EV) kami targetkan sampai dengan 1.000 unit, jadi perkiraan hampir 4 atau hampir 5% dari populasi kendaraan kita," kata Andre lagi.
Ia mengatakan sumber dana penguatan armada listrik tersebut salah satunya berasal dari investasi kredit bank. Manajemen BIRD menurut Andre saat ini telah membangun komunikasi dengan sejumlah produsen kendaraan listrik untuk merealisasikan rencana penambahan armada.
Lebih lanjut, Andre menjelaskan langkah ini merupakan bagian dari upaya perseroan dalam menerapkan transisi ke arah bisnis yang lebih ramah lingkungan serta dalam menghadapi persaingan di sektor transportasi. Namun demikian, ia menyatakan bahwa Blue Bird akan mengutamakan kerja sama dengan produsen kendaraan listrik yang memiliki jaringan resmi dealer, pabrik, atau perakitan di dalam negeri.
Sementara itu, terkait persaingan dengan perusahaan taksi lainnya termasuk yang berasal dari Vietnam, Andre mengatakan perusahaannya tidak surut. "Tentunya kehadiran kompetisi itu kita harapkan akan menjadikan kita juga lebih baik, karena kompetisi itu kan selalu ada positif-positifnya," ujar Andre.