Airlangga Sebut Prabowo Tak Beri Arahan Khusus saat IHSG Anjlok


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengaku tiak menerima arahan khusus dari Presiden Prabowo Subianto terkait penurunan pasar saham domestik pada Selasa (18/3).
Airlangga mengisyaratkan bahwa Prabowo tampaknya tidak terlalu cemas terhadap gejolak pasar saham. Indikasi ini terlihat dari sikap presiden yang tidak memberikan perhatian khusus terhadap kondisi pasar saham yang sempat menerapkan penghentian sementara perdagangan (trading halt) kemarin.
Ketua Umum Partai Golkar 2017-2024 itu menyampaikan hal tersebut setelah memenuhi undangan rapat tertutup dengan Prabowo di Istana Merdeka Jakarta pada Selasa (18/3), sore. “Tidak ada (arahan khusus dari presiden),” kata Airlangga seusai pertemuan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup anjlok 6,21% pada sesi I Selasa (18/3), dan sempat menyentuh titik terendah ke level 6.017 atau melemah hingga 7,01% pada perdagangan intraday.
Airlangga menekankan bahwa kondisi pasar saham tetap stabil meskipun terdapat beragam dinamika yang mempengaruhi pergerakan IHSG. Ia justru menyampaikan bahwa dinamika pasar saham bukan cerminan kondisi ekonomi nasional.
Menurutnya, fluktuasi di bursa tidak akan berdampak signifikan karena ekonomi Indonesia memiliki fondasi yang solid. Airlangga juga menilai bahwa beragam spekulasi dan kekhawatiran investor sering kali tidak terbukti.
“Fundamental ekonomi kita kan kuat. Tentunya beberapa isu-isu yang dikembangkan itu tidak benar adanya,” ujar Airlangga yang juga mantan Ketua Asosiasi Emiten Indonesia itu.
Rontoknya IHSG kemarin diikuti oleh pemberlakuan trading halt oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Trading halt berlaku mulai pukul 11:19:31 WIB setelah IHSG anjlok hingga 5,02%.
Berbeda dengan laju IHSG, bursa saham Asia kompak menguat. Indeks Hang Seng terangkat 1,80%, Shanghai Composite naik 0,05%, Nikkei tumbuh 1,45%, dan Straits Times terapresiasi 1,22%. Di bursa global DOW30 tercatat mengalami kenaikan 0,85% diikuti SP500 yang naik 0,64%. Indeks FTSE juga mengalami kenaikan 0,56%.
Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengatakan penurunan IHSG lebih disebabkan oleh faktor dalam negeri. Ia menilai para pelaku pasar memiliki sentimen negatif dari berbagai kebijakan ekonomi pemerintah yang terus digulirkan.
“Semakin susut kepercayaan investor terutama investor asing terhadap prospek ekonomi kita,” ujar Budi saat dihubungi, Selasa (18/3).