Tips Investasi Warren Buffett Saat Krisis Global Pascapandemi Covid

Ketidakpastian global yang bermula dari kondisi pascapandemi Covid-19 masih menghantui. Pasca pandemi terjadi rentetan krisis energi, hingga ketegangan geopolitik dan berimbas kepada kondisi ekonomi secara global.

Meski begitu, bukan berarti dalam bayang-bayang krisis global, investasi tidak bisa dilakukan secara aman. Investor terkenal seperti Warren Buffett memiliki sejumlah tips dalam berinvestasi di Tengah kondisi apapun, termasuk saat adanya ancaman krisis global.

Buffett menekankan, pada dasarnya investasi memerlukan ketangguhan mental. "Kualitas terpenting bagi seorang investor adalah temperamen, bukan kecerdasan. Kita tidak harus lebih pintar dari yang lain. Kita harus lebih disiplin daripada yang lain,” dikutip dari Nasdaq.com.

Berikut tiga tips dari Buffett untuk berinvestasi secara logis dan bisa diterapkan dalam kondisi apapun:

1. Jangan Mendefinisikan Saham Secara Jangka Pendek

Ketika melihat saham melambung atau anjlok, sangat mudah untuk segera mulai memberi label. Buffet mengatakan menjadi suatu kesalahan jika melabeli menjadi pemenang saat melihat saham melambung atau merasa kalah saat harga saham anjlok.

Sebab, Buffet mengatakan saham berkualitas yang jatuh di masa lalu bisa saja kemudian menang besar. Contohnya, perancang chip kecerdasan buatan terkemuka Nvidia. Sahamnya anjlok hingga 50% hingga 2022. Namun, saham tersebut terus naik lebih dari 200% pada tahun berikutnya.

Jadi, investor yang panik selama periode penurunan tersebut menjual sahamnya. Namun justru kehilangan keuntungan yang menjanjikan setelahnya.

2. Selalu Melihat Prospek Jangka Panjang

Buffett dikenal dengan filosofi investasi jangka panjangnya, bahkan ia mengatakan periode kepemilikan ideal yaitu selamanya. Meskipun hal itu dianggap berlebihan, penting untuk dicatat bahwa miliarder tersebut telah memperoleh keuntungan besar melalui kinerja saham dan pembayaran dividen dengan mempertahankan saham seperti Coca-Cola (NYSE: KO) dan American Express (NYSE: AXP) selama beberapa dekade.

Untuk mengikuti jejak Buffett, penting untuk memusatkan perhatian terhadap prospek jangka panjang Perusahaan. Untuk itu jangan terganggu atau panik dengan berita jangka pendek.

Jika perusahaan tertentu memiliki waktu untuk berhasil selama lima atau 10 tahun mendatang, maka jangan khawatir jika sahamnya Tengah turun karena hambatan ekonomi.

Selama perusahaan tersebut memiliki kekuatan finansial untuk mengelola situasi dan terus pulih dan tumbuh, perusahaan itu tetap layak

3. Berani Melawan Arus

Dalam surat Buffett kepada para pemegang saham pada tahun 1986, ia mengatakan bahwa ia dan timnya berusaha untuk takut ketika orang lain serakah dan serakah hanya ketika orang lain merasa takut.

Miliarder itu tidak mengikuti tren pasar terkini atau mengikuti arus. Untuk itu, Buffett tidak pernah membeli saham yang paling trendi selama pasar sedang naik daun namun ketika saham jatuh, banyak investor kabur.

Hal ini bukan berarti investor tidak boleh membeli saham terbaru yang sedang naik daun. Bisa saja hal itu menjadi pilihan yang sangat baik atau berinvestasi selama pasar sedang naik daun.

Namun, saham yang dipilih untuk dibeli tidak harus menjadi saham yang sedang dibicarakan semua orang. Pemain atau perusahaan yang kurang dikenal saat ini dengan bisnis yang solid tetapi belum tentu menarik dapat menghasilkan keuntungan besar seiring berjalannya waktu.

Untuk memastikan hal tersebut, investor perlu melupakan apa yang sedang dilakukan orang banyak. Selanjutnya hanya perlu fokus pada bisnis dan prospek perusahaan tertentu.