Direktur BEI Ingatkan Investor Perhatikan 2 Hal Hadapi Gejolak Imbas Tarif Trump

Ira Guslina Sufa
8 April 2025, 12:33
BEI IHSG
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Karyawan melintas di bawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/5/2020).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik mengimbau pelaku pasar untuk memperhatikan faktor fundamental pasar saham Indonesia. Menurut Jeffry sejauh ini fundamental pasar Indonesia terbilang kuat di tengah adanya sentimen kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Jeffry mengimbau pelaku pasar untuk tetap melakukan analisa secara benar berdasarkan faktor fundamental dan teknikal. Selain itu investor juga diminta memperhatikan berbagai informasi yang mereka dapatkan.

“Pasar itu bisa mendapatkan seluruh informasi, menganalisis kondisi fundamental dan teknikal secara clear, dalam kondisi ketidakpastian yang sangat tinggi seperti saat ini,” ujar Jeffrey, di Gedung BEI, Jakarta, Selasa.

Jeffry berharap terbentuknya harga saham berdasarkan faktor-faktor fundamental dan teknikal dan bukan karena adanya kekhawatiran terhadap sentimen dari tingkat global. Dia mengatakan, saat ini seringkali volatilitas pasar saham terjadi lantaran adanya kekhawatiran terhadap kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump.

“Tentunya kita menginginkan price discovery yang terjadi di bursa adalah berdasarkan kepada faktor fundamental dan teknikal. Bukan bursa atau harga yang disetir oleh kebingungan dan ketakutan,” ujar Jeffrey.

Untuk menjaga kepercayaan investor, pihaknya dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan penyesuaian ketentuan pelaksanaan penghentian sementara perdagangan efek (trading halt) dan batasan persentase Auto Rejection Bawah (ARB)). Ketentuan ini berlaku mulai Selasa, 8 April 2025. Penyesuaian ketentuan itu merupakan strategi yang dilakukan oleh BEI untuk mengantisipasi volatilitas pasar seiring kebijakan tarif impor oleh Presiden AS Donald Trump.

“Kami melihat bahwa sampai dengan kemarin, fluktuasi atau ketidakpastian di tingkat global itu masih sangat tinggi,” ujar Jeffrey.

BEI sempat membekukan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 09.00.00 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS), setelah penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melebihi 8 persen. Sementara itu, perdagangan bursa Selasa, pukul 11.25 WIB, IHSG tercatat melemah 494,17 poin atau 7,95 persen ke posisi 6.016,45.

Dalam aturan terbaru trading halt diberlakukan saat indeks harga saham di bursa mengalami penurunan hingga 8%. Selanjutnya trading halt kedua akan diberlakukan bila IHSG mengalami penurunan hingga 15%. Adapun pemberhentian perdagangan akan dilakukan apabila penurunan mencapai 20%.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan