MIND ID Sebut Danantara Bakal Danai 4 Sektor ini


Mining Industry Indonesia atau MIND ID menyebut Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau BPI Danantara akan mendanai empat sektor hilirisasi nasional. Proyek-proyek tersebut mencakup pengembangan baterai kendaraan listrik (EV battery), Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR), serta hilirisasi tembaga dan aluminium.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo, menjelaskan Danantara memang disiapkan untuk mendanai proyek-proyek strategis nasional yang bersifat lintas kementerian atau lembaga.
“Kayak misalnya eksplorasi, itu kan harus dilakukan. Terus kayak misalnya untuk kelihatan reliability, investasi-investasi itu bagian MIND ID,” kata Dilo kepada wartawan di Jakarta, Kamis (17/4).
Dilo menambahkan agar investasi tetap seimbang, Danantara juga perlu masuk ke proyek-proyek yang bersifat revenue generating atau menghasilkan pendapatan melalui proyek tersebut.
Prabowo Restui 21 Proyek Hilirisasi Senilai Rp 659 Triliun
Presiden Prabowo Subianto telah menyetujui proposal ihwal daftar proyek hilirisasi tahap pertama 2025 yang diajukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional. Proyek tersebut memprioritaskan kegiatan hilirisasi terhadap 21 proyek di 26 sektor komoditas pertambangan senilai US$ 40 miliar atau setara Rp 659,2 triliun.
Kepala Satgas Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, Bahlil Lahadalia, menyampaikan target keseluruhan proyek hilirisasi pada tahun ini menembus US$ 618 miliar.
Bahlil menguraikan 21 proyek prioritas tahap awal antara lain tempat penyimpanan minyak mentah di Pulau Nipah, Batam. Proyek ini bertujuan untuk mempertebal pasokan minyak baku domestik selama 30 hari. Selain itu, proyek prioritas lainnya adalah pembangunan kilang minyak dengan kapasitas 500 ribu barel.
"Ini salah satu yang terbesar nantinya, dalam rangka mendorong agar ketahanan energi lebih baik," kata Bahlil di Istana Merdeka Jakarta pada Senin (3/3), malam.
Lebih jauh, Bahlil juga menyebutkan bahwa pemerintah berencana untuk memulai kembali proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME) di tiga lokasi di Sumatera dan Kalimantan.
Ia mengatakan proyek ini bertujuan untuk mengolah batu bara berkalori rendah untuk mengurangi impor liquefied petroleum gas (LPG). Kemudian, proyek prioritas lainnya adalah proses penambahan nilai tambah terhadap komoditas tembaga, nikel, dan bauksit.
Selain di sektor mineral, batu bara, minyak dan gas, kegiatan hilirisasi prioritas juga menyasar kepada sektor pertanian, perikanan dan kehutanan.
"Kami sepakati baru 21 proyek dan tahap berikutnya kami akan tingkatkan lagi," ujar Bahlil.