Harga Bitcoin Tembus Rp 1,57 Miliar Imbas Tarif Trump, Naik 11,6% Dalam Sepekan


Harga bitcoin terus melesat di tengah gejolak ekonomi imbas pengenaan tarif impor baru yang diterapkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pada perdagangan Rabu (23/4), hingga pukul 11.30 WIB harga Bitcoin mencapai Rp 1.574.266.159 atau naik 5,51%.
Kenaikan Bitcoin ini melanjutkan tren yang terjadi sejak beberapa waktu terakhir. Dalam seminggu, harga bitcoin sudah naik 11,60% dan melesat 12,59% dalam sebulan terakhir. Adapun kapitalisasi pasarnya atau market cap bitcoin sebesar Rp 33.034 triliun.
Di posisi kedua yang menduduki pasar kripto, yakni Ethereum yang berada di Rp 30.170.803. Harga Ethereum naik 12,74% dan kapitalisasi sebesar Rp 7.444 Triliun.
Melansir Bloomberg, Bitcoin terus menanjak setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan tidak memiliki rencana untuk memecat Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Pernyataan ini meredakan kekhawatiran pasar atas independensi bank sentral dan mendorong kenaikan harga aset kripto.
Pada perdagangan Rabu (23/4) pagi waktu Singapura, Bitcoin sempat naik sekitar 3% dan diperdagangkan di kisaran US$92.727, setelah sebelumnya menyentuh level US$90.000. Kenaikan ini menunjukkan Bitcoin mulai melepaskan diri dari pola pergerakan yang selama ini sejalan dengan pasar saham AS.
Meski begitu, token kripto tersebut kembali menguat sejalan dengan saham dan dolar usai komentar Trump dan meredanya ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok. Adapun sentimen positif juga diperkuat oleh pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang menyebut kebuntuan tarif dengan Tiongkok tidak dapat dipertahankan oleh kedua belah pihak dan harus segera diselesaikan.
Di sisi lain, laporan bahwa Cantor Fitzgerald LP, Tether Holdings Ltd., dan SoftBank Group tengah membahas pembentukan kendaraan akuisisi khusus (SPAC) senilai US$3 miliar, yang akhirnya turut memberikan dorongan pada pasar kripto.
Direktur Perdagangan Bebas Asia Pasifik Bitgo Inc., Stefan von Haenisch, menyebut pasar kripto berpotensi terkoreksi dapat terjadi menjelang akhir pekan. Ia juga menilai pasar kripto saat ini telah mengalami reli yang cukup panjang dan mulai menunjukkan tanda-tanda jenuh beli atau overbought.
“Koreksi setidaknya ke US$88.000 untuk Bitcoin “tidak akan mengejutkan,” kata Haenisch, dikutip Bloomberg, Rabu (23/4).