Profil Low Tuck Kwong, Orang Terkaya RI Pengendali Bisnis Batu Bara Bayan (BYAN)

Karunia Putri
14 Mei 2025, 16:43
Low Tuck Kwong
Forbes Asia
Low Tuck Kwong
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Konglomerat Low Tuck Kwong mempertahankan posisinya sebagai orang paling kaya nomor satu di Indonesia selama sepekan terakhir. Melansir data dari Forbes Billionaires yang dikutip Rabu (14/5), kekayaan pemilik perusahaan Bayan Resources ini mencapai US$ 27,5 miliar atau setara dengan Rp 455 triliun.

Kekayaan Low Tuck Kwong saat ini berapa di atas dua bersaudara pemilik Grup Djarum Rudi Hartono dan Michael Hartono. Sementara di posisi keempat ada Prajogo Pangestu.

Dikenal sebagai raja batu bara, Low merupakan pendiri sekaligus Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Ia menggenggam 40,17% kepemilikan di perusahaan tambang batu bara tersebut. Adapun publik memiliki 21,3% saham.

Emiten sektor tambang batu bara lainnya yang terafiliasi dengan Low adalah PT Samindo Resources Tbk (MYOH). Ia memegang 14,18% sementara publik menggenggam 16,33% saham. Sementara pengendali perusahaan adalah PT International Corporation dengan kepemilikan 59,03%. 

Selain di dua perusahaan batu bara itu, Low juga mengendalikan perusahaan energi terbarukan, yakni Singapura Metis Energy. Perusahaan ini sebelumnya dikenal sebagai Manhattan Resources. 

Perusahaan lain yang juga terafiliasi dengan Low adalah The Farrer Park Company. Saat ini kepemilikan saham dipegang oleh putrinya Elaine Low yang masuk dalam jajaran direksi.

Rekam pendidikan Low juga mulus di bidang kontraktor. Ia merupakan alumnus diploma Bidang Teknik Sipil dari Japan Institute pada tahun. Pada 2012 ia lantas meneruskan pendidikannya di sebagai doktor HC di Universitas Notre Dame of Dadiangas, Filipina.

Sepak Terjang Bisnis Low Tuck Kwong

Sejak remaja, pendiri dan pemegang saham utama Bayan Group ini pernah bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya di Singapura. Kemudian pada 1972 ia memutuskan untuk pindah ke indonesia untuk membangun bisnisnya.

Bisnis pertama Low didirikannya pada pada 1973. Perusahaan yang tersebut ia beri nama PT Jaya Sumpiles Indonesia (JSI) yang berkecimpung dalam dunia kontraktor pekerjaan tanah, pekerjaan umum dan struktur kelautan.

JSI kemudian bertransformasi menjadi perintis dalam pekerjaan pondasi tumpuk (pile foundation) dan menjadi kontraktor elit selama era 1980 hingga 1990. Pada tahun 1988, JSI merambah ke pertambangan batu bara kontrak dan menjadi kontraktor tambang hingga tahun 1998.  Pada tahun yang sama, Low mulai mengakuisisi PT Gunung Bayan Pratamacoal (GBP) dan PT Dermaga Perkasapratama (DPP).

Dalam genggamannya, Bayan Group kemudian menjadi perusahaan tambang batubara terintegrasi vertikal yang memiliki bereputasi elok. Selama satu dekade terakhir, Bayan telah berekspansi dari operasi pertambangan berskala kecil yang hanya memproduksi 1,9 juta ton pada tahun 2014 hingga memproduksi sekitar 22,7 juta ton batubara pada tahun 2018. 

Kini, Low berambisi untuk meningkatkan pertumbuhan Bayan dengan target untuk meningkatkan Proyek Tabang/Pakar agar memproduksi lebih dari 60 juta ton per tahun pada 2026.

Alur kepemimpinan Low juga berkembang seiring tahun  berjalan. Pada 2004 hingga 2008 ia memegang posisi sebagai Direktur Utama PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Selanjutnya pada 2008 hingga 2018 ia menduduki posisi Komisaris Utama Bayan group. Sementara itu, pada 2009 hingga 2013 ia pernah menjadi anggota komite tata kelola perusahaan PT Bayan Resources Tbk.

Prospek BAYAN Diprediksi Berumur Panjang

Kinerja PT Bayan Resources cemerlang pada kuartal pertama tahun 2025. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan pendapatan sebesar 15% ditinjau dari periode yang sama selama satu tahun. Mengutip keterangan resmi dari laman BAYAN, emiten ini sedang menargetkan pertumbuhan proyek Tabang dan mengembangkannya secara berkelanjutan.

Low mengatakan dalam keterangannya bahwa proyek ini memiliki cadangan batubara sub bituminous  dengan kadar abu dan belerang yang rendah. Ia juga memastikan bahwa tambang BAYAM memiliki umur yang panjang. Selain itu, emiten batu bara ini juga sedang menjadi kontributor kelas kakap untuk pengembangan masyarakat di Kutai Kartanegara. 

"Arus kas kami yang solid menghasilkan leverage rendah dan infrastruktur terkemuka akan memampukan kami untuk mempertimbangkan berbagai peluang yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh pihak lain di sektor ini," ujarnya.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan