Dony Oskaria: BUMN Tak akan Terseret Risiko Investasi Danantara


Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara memastikan, risiko pengelolaan BUMN dan risiko investasi sudah dilakukan sejak awal pembentukan lembaga ini.
Chief Operational Officer Danantara Dony Oskaria menjelaskan, pemisahan risiko ini tercermin dari struktur kepengurusan Danantara yang memiliki Holding Operasional, berada di bawah komandonya. Selain itu, ada Holding Investasi di bawah komando Chief Investment Officer (CIO) Pandu Sjahrir.
“Pertanyaan apakah nanti risiko investasi akan menyeret-nyeret BUMN, itu sudah jelas tidak. BUMN memiliki satu superholding sendiri namanya Danantara Asset Management dan satu lagi Danantara Investment Management (Holding Investasi),” kata Dony pada Selasa (20/5).
Ia menjelaskan, para pemangku kepentingan telah mempertimbangkan kemungkinan terjadinya risiko investasi sejak awal pembentukan lembaga ini. Danantara sebagai sovereign wealth fund (SWF) Indonesia diharapkan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.
Dony juga menjelaskan bahwa Danantara Investment Management akan men-leverage dividen BUMN, bukan memanfaatkan dana pihak ketiga (DPK) Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) seperti yang dikhawatirkan publik.
Menurut Dony, optimalisasi dividen BUMN akan menjadi bekal untuk membantu Indonesia dalam menghadapi berbagai tantangan global.
“Karena itu, kami saat ini sedang memilih sektor-sektor strategis yang akan dilakukan investasi. Kemudian kita menghitung impact-nya, baik impact secara ekonomis maupun impact secara pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan,” kata dia.
Ia juga memastikan, Danantara juga jauh dari intervensi-intervensi pemerintah dan akan menerapkan prinsip-prinsip investasi yang baik dan benar.
“Kami sangat mengapresiasi komitmen dari Presiden, waktu penyusunan pengurus Danantara, tidak satu pun ada titipan dari Pak Presiden. Semuanya dilakukan dengan proses asesmen yang baik,” kata Dony.