Prabowo Restui Spin Off BTN Syariah, Akuisisi Bank Victoria Syariah Berlanjut


PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) telah mendapatkan persetujuan pemerintah untuk melakukan pemisahan atau spin off unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah. Bersamaan dengan spin off, BTN Syariah juga akan mengakuisisi salah satu bank umum syariah.
Restu istana ini dibenarkan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Dalam wawancara usai menghadiri Indonesia Sharia Forum di Jakarta akhir Mei lalu, Erick mengatakan persetujuan yang diperoleh dari Presiden Prabowo Subianto itu memungkinkan BTN Syariah melanjutkan tahapan akuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai bagian dari rancangan spin-off UUS.
Akuisisi Bank Victoria Syariah ini sebelumnya sudah diumumkan kedua perusahaan. Penandatanganan perjanjian jual beli bersyarat atau Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) dengan para pihak pemegang saham BVIS sudah dilakukan pada 15 Januari 2025 lalu.
Dalam perjanjian tersebut, BTN akan mengambil alih 100% saham BVIS dari para pemegang sahamnya, yakni PT Victoria Investama Tbk, PT Bank Victoria International Tbk, dan Balai Harta Peninggalan (BHP) Jakarta. Berdasarkan Ringkasan Rancangan Pengambilalihan yang telah diterbitkan kedua belah pihak ke publik, Victoria Investama merupakan pemegang saham mayoritas BVIS dengan kepemilikan 80,18% saham, disusul Bank Victoria International sebesar 19,80% dan BHP Jakarta 0,0016%
Melalui akuisisi tersebut, BTN akan menjadi pemilik penuh Bank Victoria Syariah dengan kepemilikan saham sebanyak-banyaknya sebesar 100% dari seluruh modal ditempatkan disetor penuh dalam BVIS dengan total nominal sebesar Rp 1,06 triliun. BTN melakukan pembelian BVIS dengan sumber pendanaan internal yang telah disiapkan sesuai rencana bisnis bank.
UUS BTN Bersiap jadi Bank Umum Syariah
Berkaitan dengan rencana spin off BTN Syariah, Direktur di PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) Reza Priyambada mengatakan, aksi korporasi ini akan berdampak positif memperlincah BTN Syariah dalam menggarap potensi pasar ke depan.
“BTN Syariah bisa lebih mandiri menjangkau pasar, pendanaan, dan pengembangan jaringan, karena dengan statusnya sebagai bank berdiri sendiri akan memiliki kebijakan sendiri untuk membentuk strategi ke depan,” ujar Reza seperti dikutip, Selasa (3/6).
Menurut Reza, BTN Syariah bisa lebih agresif untuk memperkuat pasar, khususnya menjadi bank penyalur kredit kepemilikan rumah (KPR) syariah. Spin off tersebut juga mempermudah BTN Syariah untuk bisa menjalin kerja salam lebih luas dengan pihak ketiga maupun dengan berbagai merchant ke depan.
Lebih jauh Reza mengatakan, BBTN sebagai induk usaha juga akan diuntungkan dengan pertumbuhan BTN Syariah, karena masih bertindak sebagai pemegang saham pengendali. Dia menyebutkan aksi spin off ini bisa berdampak positif terhadap kinerja keuangan ke depan dan pergerakan harga saham BBTN.
Dongkrak Kinerja BTN
Sementara itu, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan, kehadiran bank syariah baru akan menjadi angin segar bagi sektor terhadap industri keuangan syariah nasional. Kehadiran bank syariah baru BTN Syariah juga diharapkan menjadi warna baru yang bisa membuat industri perbankan syariah nasional bertumbuh ke depan.
“Apalagi BTN Syariah telah berhasil menunjukkan kinerja positif saat ini,” ujar Emir beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, spin-off menjadi bank syariah baru juga bisa mendorong BTN Syariah menjadi bank syariah nasional yang fokus, inklusif, dan berdampak.
"Dengan basis pembiayaan perumahan yang kuat, didukung infrastruktur dan tim yang siap serta potensi pasar halal yang besar, saya lihat BTN Syariah siap mengambil peran sentral dalam industri BUS di Indonesia,” lanjut Emir.
Selain itu, Emir menilai, BTN Syariah tengah mengembangkan bisnis digitalnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan perbankan digital syariah di Indonesia. Ia menyebutkan, saat ini, Indonesia butuh keberagaman layanan perbankan syariah yang nyaman dan aman bagi masyarakat.
Menurut Emir melalui bisnis digital tersebut BTN Syariah bisa ikut serta membantu program pemerintah melalui digitalisasi sekolah-sekolah, seperti yang tengah dicanangkan pemerintah. BTN Syariah juga bisa mengandalkan fasilitas digital induknya untuk penguatan digital sekolah-sekolah.
Lebih jauh Emir menilai, BTN Syariah juga bisa fokus membantu Koperasi Desa Merah Putih untuk pengembangan ekosistem syariah melalui digitalisasi Kopdes di berbagai wilayah. Daya jangkau juga akan dirasakan khususnya wilayah dengan potensi pasar syariah yang besar.
Selain itu, dengan terbentuknya BUS BTN Syariah program perumahan yang dicanangkan pemerintah di seluruh daerah. Capaian baru terutama untuk daerah dengan pangsa pasar pembiayaan syariah yang besar dengan peningkatan penetrasi pasar baru.
Hingga kuartal I-2025, BTN Syariah mencatatkan peningkatan pembiayaan sebanyak 18,2% dari Rp 39,1 triliun menjadi Rp 46,3 triliun. Total aset juga melesat dari Rp 54,8 triliun menjadi Rp 61,2 triliun sampai akhir Maret 2025. Begitu juga dengan laba bersih melesat dari Rp 164 miliar menjadi Rp 199 miliar.