Bursa Saham Asia Rontok Tertekan Aksi Cawe-Cawe AS di Perang Israel dan Iran
Membuat ringkasan dengan AI Bursa saham Asia-Pasifik merosot pada Senin (23/6), setelah serangan Amerika Serikat terhadap tiga lokasi nuklir di Iran mendorong harga minyak. Investor khawatir terhadap dampak dari eskalasi konflik Timur Tengah.
Harga minyak telah melonjak dalam beberapa minggu terakhir menyusul meningkatnya ketegangan di Timur Tengah. Minyak mentah Brent diperdagangkan pada harga US$79,06 per barel setelah melonjak 2,66% pada pukul 9.10 pagi waktu Singapura, sedangkan minyak mentah West Texas Intermediate naik 2,75% menjadi US$75,87.
Harga saham acuan Jepang Nikkei 225 turun 0,56%, sedangkan indeks Topix yang lebih luas turun 0,49%. Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 1,05%, sedangkan indeks Kosdaq berkapitalisasi kecil anjlok 1,78%.
Di Australia, S&P/ASX 200 turun 0,76%.
Kontrak berjangka untuk indeks Hang Seng Hong Kong berada pada level 23.396, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan penutupan terakhir HSI di level 23.530,48.
Kontrak berjangka ekuitas AS jatuh pada jam-jam awal perdagangan Asia menyusul serangan AS di Iran. Kontrak berjangka yang terkait dengan Dow Jones Industrial Average turun 109 poin, atau 0,3%. Kontrak berjangka S&P 500 turun 0,3% dan kontrak berjangka Nasdaq 100 turun 0,4%.
Bursa saham Wall Street turun pada akhir pekan lalu karena investor terus mencermati konflik Timur Tengah sambil mempertimbangkan rencana The Federal Reserve untuk memangkas suku bunga.
Indeks S&P 500 turun 0,22% hingga ditutup pada 5.967,84, menjadikannya sesi penurunan ketiga berturut-turut indeks berbasis luas tersebut. Nasdaq Composite turun 0,51% dan ditutup pada 19.447,41, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik 35,16 poin, atau 0,08%, ditutup pada 42.206,82
Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.
