Strategi Konglomerat Djoko Susanto di Balik IPO Trimitra Trans Persada (BLOG)

Nur Hana Putri Nabila
23 Juni 2025, 16:00
PT Trimitra Trans Persada Tbk, BLOG, IPO
PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG)
PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) akan menggelar IPO pada bulan depan.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Perusahaan milik konglomerat Djoko Susanto, PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG) akan menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering atau IPO. Emiten yang bergerak di bidang transportasi dan logistic ini memiliki afiliasi dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan Alfamidi lewat PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI). 

Penawaran umum perdana saham BLOG dijadwalkan berlangsung pada 2–4 Juli 2025. Dalam periode ini, investor ritel dapat mulai memesan saham melalui sistem e-IPO. Harga penawaran berada dalam rentang Rp 240–Rp 270 per saham, sehingga potensi total dana yang dikumpulkan mencapai sekitar Rp 152,07 miliar. 

Emiten ini akan melepas maksimal 563,2 juta saham baru, yang setara dengan 16,67% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.  Ini artinya, pemegang saham publik akan memiliki porsi cukup signifikan, meski bukan mayoritas.

Adapun saham BLOG dijadwalkan mulai diperdagangkan di papan pengembangan BEI pada 8 Juli 2025.

Lini Bisnis BLOG

Sekretaris Perusahaan BLOG Wanny Wijaya menyampaikan, sekitar 67% dana hasil IPO akan disalurkan sebagai tambahan modal untuk anak usaha, PT Simpan Sini Aja (SSA). Dana ini akan digunakan untuk memperluas bisnis SSA melalui pembangunan tiga fasilitas gudang pendingin di Tangerang, Pontianak, dan Makassar, masing-masing dengan spesifikasi suhu berbeda, yakni beku (frozen), dingin (chiller), dan suhu ruang (ambient). 

Sementara itu, sekitar 33% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian 75 hingga 100 unit truk ringan yang akan dilengkapi dengan karoseri cold maupun dry.

“Perseroan memiliki sendiri Armada dan fasilitas gudang, untuk mengendalikan secara penuh kualitas layanan, ketepatan waktu pengiriman, dan efisiensi biaya logistik tanpa tergantung pihak ketiga” ujar Wanny dalam keterangan resminya, Senin (23/6).  

Direktur Utama BLOG Maickel Tilon mengatakan, perseroan berencana memperluas jaringan ke berbagai wilayah baru dengan membangun fasilitas gudang tambahan sebagai langkah penetrasi ke pasar-pasar potensial melalui aksi korporasi ini. Menurutnya, IPO  akan memperkuat posisi BLOG sebagai penyedia layanan logistik terintegrasi atau third-party logistics (3PL), dengan dukungan armada dan jaringan distribusi yang luas di seluruh Indonesia. 

Saat ini, BLOG mengoperasikan lebih dari 3.200 armada aktif dan memiliki 124 titik operasional yang tersebar di 47 kota dan 23 provinsi. Jaringan ini memungkinkan perusahaan melayani berbagai sektor, termasuk barang konsumsi cepat saji (FMCG) hingga distribusi ritel lainnya.

Dalam menjalankan usahanya, BLOG mengadopsi model berbasis kepemilikan aset. Fasilitas logistik yang dimiliki dilengkapi dengan berbagai jenis gudang dan kendaraan, baik untuk produk kering (dry) maupun produk bersuhu dingin (cold). 

Kombinasi fasilitas dan armada ini memungkinkan perusahaan menangani distribusi berbagai jenis produk, mulai dari barang yang memerlukan rantai pendingin (cold chain product) hingga produk umum yang tidak membutuhkan penanganan suhu khusus.

Siapa Konglomerat di Balik IPO BLOG?

Nama Djoko Susanto kembali menjadi perbicangan di tengah rencana IPO BLOG. Dua perusahaan milik Djoko, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) yang dikenal dengan Alfamart dan Alfamidi sudah lebih dulu melantai di BEI.

Adapun dalam aksi korporasi terbarunya, Djoko memindahkan kepemilikan PT Lancar Wiguna Sejahtera yang merupakan pemegang merek dagang Lawson dari Alfamidi menjadi langsung di bawah Alfamart. 

Lawson yang merupakan gerai makanan dan minuman asal Jepang itu sebelumnya merupakan salah satu anak usaha Midi Utama Indonesia. Lawson mulai masuk pasar Indonesia pada 2011 melalui kerja sama MIDI. Baik AlfaMidi maupun Alfamart merupakan milik Djoko Susanto.

Djoko Susanto masuk dalam daftar orang kaya di Indonesia berdasarkan data Forbes Billionaires. Ia menjadi orang terkaya nomor 17 dengan total kekayaan bersih senilai US$ 3,2 miliar atau setara dengan Rp 52,79 triliun. Dengan jumlah harta tersebut, Djoko menjadi orang terkaya ke-1.176 di dunia.

Profil Djoko Susanto: Bangun Alfamart dan Kuasai Alfamidi 

Djoko Susanto mendirikan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) bersama keluarganya pada 1989. AMRT awalnya bergerak di bidang perdagangan, distribusi rokok, serta barang konsumsi lainnya.  

Sebelum memasuki industri perdagangan, Djoko sempat mengelola warung makan sederhana milik orang tuanya di pasar tradisional Jakarta ketika berusia 17 tahun. Ia pun bermitra dengan taipan rokok kretek Putera Sampoerna dan membuka dagangan serupa.

Tak lama, ia mengubah kios tersebut menjadi jaringan supermarket diskon. Inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Alfamart.

Setelah Sumber Alfaria berdiri, Djoko pun menjual mayoritas saham perusahaan kepada konglomerasi rokok milik keluarga Sampoerna PT HM Sampoerna Tbk sehingga kepemilikan sahamnya menyusut menjadi 20%. Kala itu, Putera Sampoerna memegang 10% saham dan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna sebanyak 70%.  

Merujuk prospektus IPO pada 1994, Djoko dan Putera Sampoerna meleburkan saham yang mereka punya lewat proses inbreng kepada PT Sigmantara Alfindo lewat keputusan RUPS tertanggal 19 Desember 1994. Sepuluh tahun sejak berdiri, Alfamart memasuki ranah minimarket, yang konsepnya berhasil menarik perhatian publik dalam waktu singkat. 

Perusahaan mengalami transformasi besar pada 2002 ketika mengakuisisi 141 gerai Alfa minimart dan merubah namanya menjadi Alfamart. Sementara kegiatan usaha minimarket awalnya dilakukan oleh anak usahanya, PT Alfa Mitramart Utama (AMU) dengan merek dagang Alfa Minimart.  

Sebelum diakuisisi, Alfa Minimarket merupakan jaringan bisnis yang dibangun Djoko bersama Putera Sampoerna sejak 1994. Perubahan ini menandai pergeseran fokus Perseroan dari perdagangan dan distribusi menjadi perdagangan eceran dalam format minimarket dan layanan waralaba, yang hingga kini menjadi identitas utamanya.

Adapun di Alfamidi, Djoko menjadi pemegang penuh kendali setelah Alfamart memperkuat bisnis dengan melakukan akuisisi tambahan saham PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) pada 2013. Hingga kini, kepemilikan keluarga Djoko Santoso di Alfamidi lewat Alfamart mencapai 70%.  

Pada tahun yang sama didirikan pula anak perusahaan Alfamart Retail Asia Pte. Ltd dengan Kepemilikan saham 100%. Kini Alfamart telah memiliki sekitar 20 ribu di Indonesia dengan lebih dari 3.500 gerai entitas anak. Adapun di luar negeri yaitu Filipina, juga sudah berdiri sekitar 1.600 toko.  

Selain itu, perusahaan juga mengelola 3.114 Toko Siap Antar Pesanan Anda atau dikenal SAPA. Adapun Alfamidi hingga akhir 2017 telah memiliki 1.444 gerai, yang terdiri dari 1.396 gerai Alfamidi dan 11 gerai Alfamidi super.

Sayap karir Djoko mulai membentang ketika ia menjabat sebagai Direktur PT HM Sampoerna Tbk mulai 1989 hingga 2005. Pada tahun yang sama, ia juga menjadi Presiden Direktur PT Panamas.  

Selanjutnya, ia mengisi jabatan Direktur Utama PT Atri Distribusindo pada 1995-2002, lalu menjadi Komisaris Utama PT Atri Distribusindo mulai 2002 serta menjadi Presiden Direktur PT Alfa Retailindo Tbk terhitung tahun 1989 hingga 2004. Ia juga dipercaya menjadi Komisaris PT Sigmantara Alfindo pada 2005 sampai 2007.  

Berangkat dari itu, ia menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Alfa Retailindo Tbk sejak 2004 dan Direktur PT Sigmantara Alfindo terhitung sejak 2008 hingga kini. Menelusuri rekam pendidikannya, Djoko menyelesaikan Sekolah Menengah Pertamanya di PAH CHUNG pada 1965 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di tempat yang sama pada 1966.  

Di bawah Djoko, Alfamart telah memiliki lebih dari 22 ribu toko serba ada di seluruh Indonesia dan 2 ribu toko di Filipina. Perseroan bahkan membeli saham  Bank Aldin Syariah senilai US$30 juta pada 2022.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan