Aksi Danantara dan Sinyal Bangkitnya PGEO, Intip Prospek Saham dan Target Harga

Nur Hana Putri Nabila
6 Agustus 2025, 08:11
Danantara
Pertamina Geothermal Energy
Pertamina Geothermal Energy Area Lumut Balai
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kinerja emiten yang bergerak di bidang panas bumi, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) mulai bangkit. Sahamnya bahkan telah melesat hingga 69,52% secara year to date (ytd) dan harganya ditargetkan mencapai Rp 1.650 per saham.

Apabila menilik pergerakannya, saham PGEO sempat menembus harga tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) di harga Rp 1.830 per sahamnya pada 29 Juli 2025. Jika dibandingkan dengan tiga bulan lalu, pada 5 Mei 2025 harga saham PGEO berada di bawah level Rp 1.000, yakni tepatnya di Rp 915 per lembarnya.

Pada perdagangan Selasa (5/8), PGEO bertengger di Rp 1.585. Kini saham anak usaha PT Pertamina itu sudah naik 7,46% dalam sebulan terakhir dan melesat 64,25% dalam tiga bulan terakhir.

Campur Tangan Danantara

Seiring dengan meningkatnya harga saham PGEO, Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia atau BPI Danantara, melalui PT Danantara Asset Management, memfasilitasi kerja sama strategis antara Pertamina Geothermal Energy dan PT PLN. 

Kerja sama dikebut untuk mengembangkan energi panas bumi sebagai sumber listrik.  Proyek ini diproyeksi memiliki kapasitas diperkirakan hingga 1.130 MW. Adapun nilai investasi ditaksir mencapai US$ 5,4 miliar atau Rp 88,46 triliun. 

Kerja sama PLN dan PGEO ditandai dengan penandatanganan MoU antarkeduanya. Langkah ini demi mendukung target Kebijakan Energi Nasional, ENDC 2030, dan visi Net Zero Emission 2060, dengan mengoptimalkan energi panas bumi sebagai sumber energi terbarukan yang berkelanjutan.

Salah satu bentuk konkretnya adalah penandatanganan Consortium Agreement untuk proyek Ulubelu Bottoming Unit di Lampung dan Lahendong Bottoming Unit di Sulawesi Utara.

Kinerja Keuangan PGEO Semester I 2025

Adapun menilik kinerja keuangan hingga semester pertama 2025, mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 28,37% selama paruh pertama 2025 menjadi US$ 68,95 juta atau sekitar Rp 1,11 triliun (kurs Rp 16.231 terhadap dolar Amerika Serikat) dari US$ 96,27 secara tahunan. Sementara pendapatan perseroan naik tipis 0,53%. 

Merujuk laporan keuangan semester pertama perseroan, pendapatan PGE tumbuh menjadi US$ 204,85 juta dibandingkan dengan pendapatan semester pertama 2024 sebesar US$ 203,76 juta.  

Penurunan laba bersih PGE antara lain disebabkan oleh meningkatnya beban pokok pendapatan dan beban langsung lainnya, yang naik menjadi US$ 83,49 juta dari US$ 77,78 juta pada periode Januari–Juni 2024. Selain itu, beban keuangan juga melonjak secara tahunan (year on year/yoy) dari US$ 11,16 juta menjadi US$ 14,70 juta. 

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Yurizki Rio menjelaskan, kinerja emiten sektor energi ini berada di jalur yang sehat selama enam bulan pertama 2025. 

“Ini menandakan fundamental keuangan perseroan yang kuat, didorong oleh produksi yang melebihi proyeksi awal,” kara Yurizki dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (30/7).

PLTP Lumut Balai Beroperasi Sejak Juni 

Tak hanya itu, Yurizki atau akrab disapa Rex itu juga menyampaikan PLTP Lumut Balai Unit 2 telah beroperasi sejak akhir Juni. Dengan beroperasinya PLTP tersebut maka, pasokan listrik nasional bertambah sebesar 55 MW. Keuntungan lainnya adalah dampak positif terhadap kinerja keuangan perseroan sepanjang tahun. 

Sementara Direktur Utama PGEO Julfi Hadi menegaskan PGEO berkomitmen untuk menyediakan energi bersih berbasis panas bumi yang stabil dan andal. Hal ini sejalan dengan upaya mendukung target Net Zero Emission 2060 Indonesia. 

“Beroperasinya Lumut Balai Unit 2, proyek eksplorasi (green field) PLTP Gunung Tiga, serta pengembangan berbagai proyek lainnya merupakan bukti konsistensi PGE dalam mengembangkan pemanfaatan panas bumi,” kata Julfi. 

Ia juga menambahkan bahwa misi PGEO tidak hanya sebatas penyediaan listrik, tetapi juga pemberdayaan masyarakat sekitar wilayah operasional. Oleh karena itu, selain menjaga profitabilitas dan berinvestasi secara strategis, PGEO juga berupaya mendukung ekonomi sirkular dan meningkatkan kesejahteraan komunitas. Saat ini, PGEO mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.932 MW, yang terdiri dari 727 MW dikelola mandiri dan 1.205 MW melalui kemitraan. 

“PGE optimistis dapat meningkatkan kapasitas terpasang mandiri menjadi 1 GW dalam 2-3 tahun ke depan, dan 1,7 GW pada 2033,” kata Julfi.

Target Harga Sahm PGEO

Tim analis Indopremier Sekuritas, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, menyatakan bahwa mereka menaikkan proyeksi EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, dan penyusutan) PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) untuk tahun 2025, 2026, dan 2027 masing-masing sebesar 20%, 17%, dan 15%. Kenaikan ini dipicu karena biaya operasional dan harga pokok penjualan (COGS) ternyata lebih rendah dari perkiraan awal.

“Meski dampaknya terhadap laba bersih relatif kecil karena kami juga menyempurnakan proyeksi pendapatan bunga,” tulis tim riset IndoPremier, dikutip Rabu (6/8). 

Sepanjang tahun ini (ytd), harga saham PGEO sudah naik 92% didorong oleh rumor akuisisi dan meningkatnya minat investor global terhadap saham energi terbarukan, menyusul insentif pajak dari pemerintah AS untuk proyek energi angin dan surya. Hal ini juga mendorong naiknya valuasi perusahaan-perusahaan energi hijau di AS dan Eropa.

Dengan pertimbangan tersebut, IndoPremier menaikkan target harga (TP) saham PGEO menjadi Rp 1.650 per saham, dari sebelumnya Rp 850. Kenaikan ini berdasarkan revisi proyeksi EBITDA dan pembaruan model valuasi menggunakan metode DCF (Discounted Cash Flow). Target harga tersebut setara dengan valuasi 13 kali EV/EBITDA untuk tahun 2025, sedikit di bawah rata-rata industri sebesar 14 kali.

“Risiko penurunan mencakup risiko eksekusi proyek-proyek mendatang dalam mencapai target kapasitas 1,8GW pada FY33F (vs. 727MW per 1H25),” tulis riset Indopremier. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...