Laba Emiten Sawit AALI, DSNG, SMAR, LSIP Melesat, Prospeknya Kian Cerah
Kinerja keuangan perusahaan sawit Tanah Air kompak naik pada semester pertama tahun ini. Prospek emiten pengelola sawit juga kian menjanjikan usai Kementerian Perdagangan atau Kemendag baru saja mengumumkan Uni Eropa berkomitmen menyerap minyak sawit mentah atau CPO lokal.
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko B. Witjaksono mengatakan Uni Eropa telah mengakui bahwa CPO asal Indonesia telah memenuhi aspek keberlanjutan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah Amerika Serikat juga telah mengecualikan tarif 19% untuk ekspor CPO asal Indonesia ke negerinya.
“Sudah ada kesepakatan terkait komoditas yang dikecualikan, tinggal ditulis detailnya saja. Kemungkinan besar tarif untuk komoditas yang dikecualikan 0%,” kata Airlangga di Banten, Jumat (1/8).
Keempat emiten pengelola sawit yang telah menyampaikan laporan keuangan semester pertama 2025 adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR) dan PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia TBK (LSIP).
Namun, bagaimana sebenarnya kinerja keempat emiten sawit pada paruh pertama tahun ini?
Laba Sinar Mas Agro (SMAR) Meroket 94,96%
Entitas sawit dari Grup Sinarmas Land, Sinar Mas Agro (SMAR) menorehkan laba sebesar Rp 825,38 miliar selama paruh pertama 2025. Angka tersebut naik 94,96% dibandingkan dengan laba bersih perseroan pada semester 1 2024 sebesar Rp 423,33 miliar.
Penjualan bersih SMAR melonjak dari Rp 35,89 triliun menjadi Rp 43,26 triliun. Namun, beban pokok penjualan juga naik menjadi Rp 38,90 triliun dari Rp 32,49 triliun.
Adapun penjualan SMAR terdiri dari penjualan domestik sebesar Rp 23,49 triliun dan penjualan ekspor sebesar Rp 19,76 triliun.
DSNG Torehkan Kenaikan Laba 80,86%
Dharma Satya (DSNG) membukukan laba bersih pada semester I 2025 mencapai Rp 915,77 miliar, melonjak 81,86% dari Rp 503,56 miliar pada semester I tahun lalu.
Kinerja laba ditopang penjualan perseroan juga mengalami kenaikan menjadi Rp 6,08 triliun dari Rp 4,70 triliun. Pendapatan perseroan diperoleh dari penjualan lokal sebesar Rp 5,45 triliun dan penjualan ekspor sebesar 621,20 miliar. Adapun beban pokok penjualan perseroan juga menebal dari Rp 3,36 triliun menjadi Rp 4,12 triliun.
Laba AALI Melesat 40,13%
Emiten grup Astra, Astra Agro Lestari (AALI) mencatatkan laba bersih semester pertama tahun ini sebesar Rp 702,12 miliar, melesat 40,13% dibandingkan semester I 2024 sebesar Rp 501,04 miliar.
Pendapatan naik 40,05% dari Rp 10,31 triliun menjadi Rp 14,44 triliun Pendapatan AALI diperoleh dari bisnis minyak sawit mentah dan turunannya sebesar Rp 12,81 triliun, pendapatan inti sawit dan turunannya sebesar Rp 1,60 triliun serta pendapatan lainnya sebesar Rp 22,16 miliar.
Seiring dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan perseroan juga meningkat menjadi Rp 12,19 triliun dari Rp 9,02 triliun.
LSIP Catatkan Pertumbuhan Laba 19,40%
Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia (LSIP) mencatatkan laba sebesar Rp 714,46 miliar, naik 19,40% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 598,32 miliar.
Pendapatan dari kontrak pelanggan perseroan meningkat dari Rp 1,80 triliun menjadi Rp 2,32 triliun atau naik 28,88% secara tahunan. Beban pendapatan perseroan juga menebal menjadi Rp 1,39 triliun dari Rp 1,19 secara tahunan.
Pendapatan LSIP diperoleh dari penjualan minyak kelapa sawit sebesar Rp 1,65 triliun, penjualan inti sawit dan produk terkait sebesar Rp 490 miliar, penjualan karet sebesar Rp 77,85 miliar dan pendapatan lainnya sebesar Rp 101,93 miliar.
