Daftar Emiten yang Mampu Bangkit dari Krisis 1998 hingga Sekarang

Karunia Putri
12 Agustus 2025, 06:00
krisis moneter, emiten, BEI
ANTARA FOTO/SAPTONO/RF02/ss/hp/aww.
FOTO ARSIP - Mahasiswa meluber hingga ke kubah Grahasabha Paripurna ketika menggelar unjuk rasa yang menuntut reformasi menyeluruh, Selasa (19/5/1998). Unjuk rasa mahasiswa yang datang dari Jakarta dan sejumlah kota di Jawa dan Sumatera tersebut berlangsung dengan aman.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Krisis moneter 1998 mengguncang pasar modal Tanah Air. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat itu anjlok, dengan indeks jatuh ke 256,83  pada 21 September 1998, level terendah sepanjang sejarah. 

Penurunan harian terdalam IHSG terjadi pada 8 Januari 1998, ketika indeks jatuh 12% hanya dalam satu hari. Krisis moneter 1998 yang awalnya melanda Thailand menjalar ke berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia. Krisis ini juga merambat ke Rusia, Brasil, Argentina, hingga Turki dalam beberapa tahun setelahnya.

Di Indonesia, krisis ditandai dengan tumbangnya nilai tukar rupiah secara drastis terhadap dolar Amerika Serikat. Berdasarkan catatan Bank Indonesia dalam artikel Sejarah Bank Indonesia: Moneter Periode 1997–1999, depresiasi rupiah kala itu mencapai 600%. Hanya dalam waktu kurang dari setahun, rupiah melemah tajam dari Rp 2.350 menjadi Rp 16.650 per dolar AS. 

Krisis ini kemudian berkembang menjadi krisis multidimensional yang turut mengguncang sektor sosial dan politik, hingga akhirnya menggulingkan rezim Orde Baru.

Pasar modal pun lesu. Menurut penelitian Lisnawati dan Eka dalam Perkembangan Pasar Modal dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia: Analisis Vector Autoregressions (VAR),  rata-rata volume transaksi harian selama 1998 tercatat sebesar 366,9 juta saham dengan nilai transaksi Rp 403,6 miliar kala itu. 

Angka tersebut menurun jika dibandingkan tahun sebelumnya dengan rata-rata nilai transasksi hasiran sebesar Rp 489,4 triliun. Kapitalisasi pasar yang semula sebesar Rp 176 triliun akhirnya bangkit menjadi Rp 452 triliun pada 1999.

Jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia juga menyusut setelah krisis 1998. Dalam catatan tersebut dituliskan bahwa pada 1997, ada 282 emiten yang terdaftar di bursa, kemudian meningkat menjadi 288 emiten selama 1998. Namun, hingga akhir 1999 terdapat 277 yang berhasil bertahan, sedangkan 11 emiten tutup.

Merujuk daftar saham di situs BEI, hanya ada 200 emiten yang masih bertahan hingga sekarang, Katadata merangkum 50 emiten yang mampu bertahan dari krisis moneter 1998 hingga sekarang, berikut daftarnya:

  1. PT Astra Otoparts Tbk (AUTO)
  2. PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY)`
  3. PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk (JSPT)
  4. PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk (RBMS)
  5. PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS)
  6. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
  7. PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT)
  8. PT Aneka Tambang Tbk (ANTM)
  9. PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT)
  10. PT Central Omega Resources Tbk (DKFT)
  11. PT Bank Mayapada Internasional Tbk (MAYA)
  12. PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM)
  13. PT Sentul City Tbk (BKSL)
  14. PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK)
  15. PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI)
  16. PT Lautan Luas Tbk (LTLS)
  17. PT Mitra Investindo Tbk (MITI)
  18. PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC)
  19. PT FKS Food Sejahtera Tbk (AISA)
  20. PT Intikeramik Alamasri Industri Tbk (IKAI)
  21. PT Eterindo Wahanatama Tbk (ETWA) 
  22. PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA)
  23. PT Mitra International Resources Tbk (MIRA)
  24. PT Siantar Top Tbk (STTP)
  25. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
  26. PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM)
  27. PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI)
  28. PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS)
  29. PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP)
  30. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR)
  31. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)
  32. PT Bakrieland Development Tbk (ELTY)
  33. PT Timah Tbk (TINS)
  34. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM)
  35. PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT)
  36. PT Mustika Ratu Tbk (MRAT)
  37. PT Global Mediacom Tbk (BMTR)
  38. PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA)
  39. PT Budi Starch & Sweetener Tbk (BUDI)
  40. PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA)
  41. PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP)
  42. PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIAS)
  43. PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP)
  44. PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI)
  45. PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP)
  46. PT Indosat Tbk (ISAT)
  47. PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC)
  48. PT AKR Corporindo Tbk (AKRA)
  49. PT Steady Safe Tbk (SAFE)
  50. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF)

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...