Wall Street Melemah, Investor Nantikan Sinyal Suku Bunga dari Pidato Ketua Fed

Nur Hana Putri Nabila
22 Agustus 2025, 06:18
Wall Street
Wall Street
Wall Street
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) ditutup melemah pada Kamis (21/8). Investor menantikan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari ini, Jumat (22/8).

S&P 500 terkoreksi 0,4% ke level 6.370,17, mencatat penurunan lima hari berturut-turut. Nasdaq Composite juga melemah 0,34% ke 21.100,31, hingga Dow Jones Industrial Average turun 152,81 poin atau 0,34% menjadi 44.785,50.

Anjloknya Wall Street seiring investor menantikan pidato Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell pada simposium ekonomi tahunan bank sentral di Jackson Hole, Wyoming. Pasar berharap Powell memberikan sinyal terkait arah kebijakan suku bunga, yang diharapkan dapat memberikan kejelasan di tengah kekhawatiran tingginya inflasi AS.

Menurut data FedWatch CME, kontrak berjangka Fed funds menunjukkan peluang sekitar 74% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan September. Namun, risalah rapat The Fed Juli mengungkapkan sebagian besar pembuat kebijakan menilai saat ini masih terlalu dini untuk menurunkan suku bunga, meskipun adanya kekhawatiran terhadap kondisi pasar tenaga kerja dan inflasi.

Di samping itu, Gubernur The Fed Christopher Waller dan Michelle Bowman justru menolak keputusan mempertahankan suku bunga. Hal ini menandai untuk pertama kalinya sejak 1993 ada dua anggota dewan yang menyatakan perbedaan pendapat.

Kepala Investasi di RGA Investments, Rick Gardner, menilai valuasi saham saat ini berada di level tinggi menjelang simposium Jackson Hole. Menurutnya, investor memiliki ekspektasi besar bahwa Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan memberi sinyal pemangkasan suku bunga pada September.

“Jika Powell tidak memberikan sinyal, investor berpotensi menarik sebagian dana mereka, terutama mengingat volume perdagangan Agustus cenderung lebih rendah dan sikap enggan mengambil risiko menjelang akhir pekan,” ujar Gardner, dikutip CNBC, Jumat (22/8).

Di sisi lain, saham Walmart anjlok lebih dari 4% setelah kinerja laba kuartalannya gagal memenuhi ekspektasi Wall Street, untuk pertama kalinya sejak Mei 2022. Meski begitu, perusahaan masih mencatatkan penjualan di atas perkiraan analis.

Secara keseluruhan, pasar pekan ini tertekan oleh aksi jual besar-besaran di sektor teknologi. Investor memanfaatkan kenaikan harga saham untuk merealisasikan keuntungan, terutama pada emiten teknologi besar seperti Nvidia, Palantir, dan Meta Platforms.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...