Bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve waspada meningkatnya ketegangan geopolitik di seluruh dunia dapat mengubah prospek perekonomian AS, dan ekonomi global secara menyeluruh.
Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve atau The Fed mempertahankan suku bunga acuan tak berubah dalam kisaran 5,25%-5,5%. Hal itu disampaikan dalam konferensi pers pada Rabu (1/11).
Harga minyak turun sekitar 1% setelah The Fed mempertahankan suku bunga acuan di level 5,25-5,50% namun membuka peluang untuk kenaikan lanjutan. Kenaikan suku bunga dapat menekan permintaan minyak.
The Fed memutuskan tidak mengubah suku bunga acuan di level 5,25-5,50% di tengah kebimbangan apakah suku bunga tersebut sudah cukup untuk mengendalikan inflasi atau belum.
The Fed menyebut bahwa mereka masih mempertimbangkan lebih lanjut untuk menaikkan biaya pinjaman meskipun perekonomian AS mengalami perkembangan yang positif.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan minat terhadap lelang Surat Utang Negara (SUN) melonjak menjelang pertemuan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat merilis Laporan Konsumsi Pribadi atau Personal Consumption Expenditures (PCE) yang menunjukkan konsumsi meningkat dan badai inflasi mereda.
Nilai tukar rupiah ditutup melemah 0,57% ke level Rp 15.490 per dolar AS tertekan dolar Amerika Serikat yang menguat karena ekspektasi kenaikan suku bunga The Federal Reserve.