Profil SRTG dan PALM, Pemegang Saham Pengendali MDKA di Balik IPO Pani Bersama
Anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Pani Bersama Jaya, tengah bersiap melantai di Bursa Efek Indonesia melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Berdasarkan sumber Katadata.co.id, entitas anak MDKA ini berencana melaksanakan IPO pada September 2025 dengan kode saham PAMA. Pani Bersama Jaya merupakan perusahaan yang mengelola tambang emas raksasa di Gorontalo.
Proyek emas Pani di Gunung Pani, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, tengah digarap PT Merdeka Copper Gold untuk menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Indonesia dan Asia Pasifik. Proyek ini memiliki cadangan lebih dari 7 juta ounces emas dengan umur tambang yang diperkirakan bertahan selama beberapa dekade.
Saat ini proses listing Pani Bersama sedang berada di tahap Pre-Effective dan menunggu persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dalam IPO ini, anak usaha MDKA ini akan melepas saham di harga antara Rp 850 hingga maksimal Rp 1.500 per lembar.
Adapun kepemilikan MDKA di Pani Bersama Jaya adalah 62,73% pada akhir 2024, turun dari 70,5% pada 2023.
Merujuk laporan tahunan MDKA, perseroan tidak memiliki pemegang saham utama. Namun, MDKA memiliki dua pemegang saham pengendali bersama, yakni PT Provident Capital Indonesia dan PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG). Pemilik manfaat akhir perseroan adalah Edwin Soeryadjaya dan Winato Kartono.
Profil Pengendali Merdeka Copper Gold
Berdasarkan laman resmi Merdeka Copper Gold, mayoritas saham perseroan dimiliki oleh PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Provident Capital Indonesia Tbk (PALM) melalui PT Mitra Daya Mustika dan PT Suwarna Arta Mandiri.
Selain itu, konglomerat Garibaldi Thohir atau Boy Thohir juga memiliki saham mayoritas di emiten tambang emas ini.
- SRTG menggenggam 4,89 miliar saham MDKA atau 19,47% dari total saham.
- Mitra Daya Mustika memiliki 11,88% saham.
- Suwarta Arta Mandiri memiliki 5,50% saham MDKA.
Merujuk laman resmi Saratoga Investama, perusahaan ini bergerak di bidang investasi dan telah beroperasi sejak 1997. Sepanjang dua dekade terakhir, SRTG berinvestasi di tiga sektor utama yaitu logam mulia, energi, dan infrastruktur.
Selain MDKA, SRTG juga berinvestasi di PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), serta dua emiten milik Boy Thohir, yaitu PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) dan PT Alamtri Resources Tbk (ADRO).
Sepanjang 2024, portofolio SRTG tercatat memiliki kapitalisasi pasar gabungan lebih dari US$ 21 miliar. Saat ini, perusahaan fokus pada sektor dengan pertumbuhan tinggi seperti layanan kesehatan, energi terbarukan, infrastruktur digital, dan sektor konsumen.
Berdasarkan laporan keuangan semester pertama 2025, SRTG mencatat laba bersih Rp 102,01 miliar, berbalik dari periode sama tahun sebelumnya yang membukukan rugi Rp 446,39 miliar.
Sementara itu, Provident Capital Indonesia (PALM) merupakan perusahaan investasi yang berdiri sejak 2006, dengan pemegang saham utama Grup Provident, Grup Saratoga, dan Grup Thohir. Awalnya bergerak di industri kelapa sawit, sejak 2022 PALM berfokus pada sektor investasi.
Hingga saat ini, PALM belum merilis laporan keuangan semester pertama 2025. Namun, laporan kuartal pertama 2025 mencatat rugi Rp 1,42 triliun, meningkat 20,33% dibandingkan rugi kuartal pertama 2024 sebesar Rp 1,18 triliun.
