Wall Street Melorot meski Prospek The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan Menguat
Indeks saham Wall Street di Amerika Serikat ditutup turun pada perdagangan Jumat (5/9) waktu setempat. Investor mengkhawatirkan pelemahan ekonomi di tengah optimisme atas pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Industri Dow Jones turun 220,43 poin atau 0,48% menjadi 45.400,86. Begitu juga dengan Indeks S&P 500 yang terkoreksi 20,58 poin atau 0,32% ke 6.481,50 dan Nasdaq Composite melemah tipis 7,31 poin atau 0,03% menjadi 21.700,39.
Secara mingguan, Dow Jones turun 0,3%. Sementara itu, S&P 500 naik 0,3% dan Nasdaq 1,1%.
“Laporan penggajian hari ini mengonfirmasi pelemahan pasar tenaga kerja dan membenarkan penurunan suku bunga pada pertemuan The Fed akhir bulan ini,” ujar Kepala Riset Pasar Modal dan Konstruksi Portofolio di US Bank Asset Management, Minneapolis Bill Merz, dikutip dari Reuters, Senin (8/9).
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan penciptaan lapangan kerja hanya bertambah 22 ribu pada Agustus, jauh di bawah ekspektasi 75 ribu. Data ini semakin memperkuat sinyal pelemahan pasar tenaga kerja.
Meski begitu, konsumsi rumah tangga masih menunjukkan ketahanan yang dianggap mengejutkan oleh banyak analis.
BofA Global Research pun menyesuaikan proyeksi dengan memperkirakan penurunan suku bunga masing-masing 25 basis poin atau bps pada September dan Desember.
Saat ini, pasar suku bunga berjangka menilai peluang 93% The Fed akan memangkas suku bunga 25 bps pada 16 – 17 September. Sementara itu, peluang pemangkasan lebih agresif 50 bps diperkirakan hanya 7%, menurut perhitungan LSEG.
Dari sisi sektoral, saham perbankan menjadi yang paling tertekan dengan indeks perbankan S&P 500 turun 2,4%. Namun, lonjakan saham Broadcom 9,4% menahan pelemahan pasar.
Pembuat cip itu sebelumnya mengumumkan pesanan semikonduktor untuk AI US$ 10 miliar dari pelanggan baru dan memperkirakan pendapatan kuartal keempat melampaui estimasi.
Sektor real estat justru terdorong ekspektasi penurunan suku bunga, dengan indeks properti naik 1% dan Indeks Perumahan Philadelphia menguat 2,1%.
Di sisi lain, saham Kenvue anjlok 9,3% setelah Wall Street Journal melaporkan Menteri Kesehatan AS Robert F. Kennedy Jr. berencana mengumumkan bahwa penggunaan Tylenol pada ibu hamil berpotensi terkait dengan autisme.
Saham Lululemon Athletica juga jatuh 18,6% setelah kembali memangkas proyeksi laba tahunannya untuk kedua kalinya secara berturut-turut.
Secara keseluruhan, jumlah saham naik melampaui saham turun di NYSE dengan rasio 1,87:1. Sementara untuk saham Nasdaq, rasio saham naik dan turun mencapai 1,42:1. Volume perdagangan mencapai 16,95 miliar saham, lebih tinggi dibanding rata-rata 16,05 miliar dalam 20 sesi terakhir.
