Investor Asing Lepas 10 Saham Ini saat Prabowo Reshuffle Kabinet
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,28% ke level 7.766 pada perdagangan kemarin, Senin (8/9), usai Presiden Prabowo Subianto merombak jajaran kabinet termasuk posisi menteri keuangan. Investor asing mencatatkan transaksi jual bersih mencapai Rp 526,17 miliar.
IHSG sempat naik 45,60 poin atau 0,58% ke level 7.912 pada perdagangan sesi I kemarin. Sebanyak 367 saham menguat, 292 saham terkoreksi, dan 142 saham tidak bergerak. Indeks bahkan masih bergerak di zona hijau hingga pukul 15.30 WIB.
Namun, IHSG berbalik arah menjelang penutupan pasar, terutama usai muncul kabar perombakan kabinet. Prabowo mengganti lima posisi menteri, yakni Menteri Keuangan, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan, Menteri Perlindungan Pekerjaan Migran Indonesia (P2MI. Menteri Koperasi, dan Menteri Pemuda dan Olahraga.
Salah satu yang menjadi sorotan pelaku pasar adalah pergantian menteri keuangan dari Sri Mulyani menjadi Purbaya Yudhi Sadewa yang sebelumnya menjabat sebagai Ketua Lembaga Penjamin Simpanan atau LPS.
Berdasarkan data Stockbit, investor terpantau melepas saham bank-bank besar menjelang penutupan pasar, seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI). Harga saham BBCA anjlok 3,75% ke level Rp 7.700, BMRI rontok 4,06% ke level Rp 4.460, dan BBNI jeblok 4,35% ke Rp 4.180.
Ketiga saham bank tersebut juga paling banyak dilepas asing pada perdagangan kemarin. Secara keseluruhan, asing mencatatkan transaksi jual mencapai Rp 6,99 triliun, lebih besar dibandingkan transaksi beli Rp 6,47 triliun.
Berikut 10 saham yang paling banyak dilepas asing pada perdagangan kemarin:
- PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Rp 1,25 triliun
- PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rp 347,67 miliar
- PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) Rp 121,79 miliar
- PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Rp 43,79 miliar
- PT Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) Rp 37,13 miliar
- PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 33,57 miliar
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) Rp 31,67 miliar
- PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) Rp 20,8 miliar
- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp 19,19 miliar
- PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) Rp 16,72 miliar
