Kinerja Masih Merah, Layakkah Saham IPO Merdeka Gold Resources (EMAS) Diburu?
Perusahaan tambang emas raksasa, PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS) bakal melantai di Bursa Efek Indonesia melalui initial public offering (IPO) pada akhir September 2025 ini. Perusahaan akan melepas saham di rentang harga Rp 1.800–Rp 3.020 per lembar. Lantas, bagaimana prospeknya?
Merdeka Gold Resources merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) dengan kepemilikan saham 62,7%. Perusahaan berharap dapat menghimpun dana hingga Rp 4,88 triliun melalui aksi korporasi ini. Namun, mayoritas dana hasil IPO ini rencananya akan digunakan untuk membayar utang ke induk usahanya, Merdeka Copper Gold.
Hingga 4 Agustus 2025, saldo pinjaman Merdeka Gold Resources ke MDKA tercatat sebesar US$ 260 juta atau Rp 4,26 triliun. Merdeka Gold Resources juga mencatatkan rugi periode berjalan mencapai US$ 9,2 juta atau Rp 151,03 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Kerugian ini melonjak 120,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya US$ 4,2 juta.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer menjelaskan kondisi keuangan EMAS yang masih cukup wajar karena kegiatan tambang masih berada pada fase awal. Proyek Emas Pani saat ini masih berada pada tahap konstruksi dan baru ditargetkan memulai produksi perdana pada 2026. Ia menyebut valuasi saat ini lebih banyak bergantung pada prospek jangka panjang proyek yang memiliki cadangan hampir 7 juta ounces.
“Dan berpotensi menjadi salah satu tambang emas primer terbesar di Asia Pasifik,” kata Mifta kepada Katadata.co.id, Selasa (9/9).
Mifta menilai saham IPO anak usaha MDKA ini masih menarik. Namun, keputusan berinvestasi sangat bergantung pada profil risiko masing-masing investor dan sudut pandang terhadap emiten.
Dari sisi potensi, menurut dia, prospeknya cukup menarik terutama dengan target produksi awal yang bisa mencapai sekitar 500 ribu ons per tahun. Namun, perusahaan juga memiliki risiko karena arus kas perusahaan yang belum stabil, sedangkan sebagian dana IPO akan dialokasikan untuk pelunasan utang.
Mifta melihat hal ini sebagai langkah strategis MDKA dalam memperkuat struktur permodalan sekaligus mempercepat pengembangan proyek-proyek strategis, bukan sekadar bailout individu.
“Jadi, prospeknya masih tetap menarik dengan horizon investasi jangka panjang,” ucap Mifta.
Presiden Direktur Merdeka Gold Resources, Boyke Poerbaya Abidin sebelumnya menyampaikan, Proyek Emas Pani memiliki potensi sumber daya hingga 7 juta ounces emas dan direncanakan menjadi tambang berbiaya rendah dengan umur operasional panjang. Dengan penerapan teknologi pertambangan berkelanjutan serta komitmen terhadap praktik ESG, pihaknya optimistis proyek ini mampu memberikan nilai tambah jangka panjang tak hanya bagi pemegang saham tetapi juga masyarakat sekitar.
Kinerja Keuangan Merdeka Gold
Hingga 31 Maret 2025, Merdeka Gold Resources mencatatkan rugi periode berjalan hingga US$ 9,2 juta atau Rp 151,03 miliar. Angka itu melonjak hingga 120,5% dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 4,2 juta. Namun, grup Merdeka Gold Resources tidak mencatatkan pendapatan untuk periode tiga bulan yang berakhir 31 Maret 2025. Hal itu karena seluruh pendapatan grup diperoleh dari sewa alat berat ke PETS, PT Gorontalo Sejahtera Mining (GSM), PBT, dan PT Mentari Alam Persada (MAP).
Meski begitu, apabila melihat kinerja tahun buku 2024, pendapatan perusahaan naik 25,5% menjadi US$ 1,7 juta atau Rp 27,87 miliar dari sebelumnya US$ 1,4 juta atau Rp 22,95 miliar pada tahun 2023. Kenaikan ini disebabkan oleh tumbuhnya pendapatan jasa penunjang penambangan dari sewa alat berat ke PETS. Adapun rugi tahun berjalan naik hingga 85,8% menjadi US$ 12,7 juta pada 2024 dari sebelumnya US$ 6,8 juta pada 2023.
Berikut jadwal sementara IPO Merdeka Gold Resources:
- Masa penawaran awal: 8–10 September 2025
- Tanggal efektif: 15 September 2025
- Masa penawaran umum: 17-19 September 2025
- Tanggal penjatahan: 19 September 2025
- Tanggal distribusi: 22 September 2025
- Tanggal pencatatan di Bursa Efek Indonesia: 23 September 2025
