Bos Garuda (GIAA) Ungkap Kabar Baru Merger dengan Pelita Air, Bagaimana Kansnya?

Nur Hana Putri Nabila
16 September 2025, 09:05
Garuda
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/bar
Pekerja bersiap melakukan proses pengisian Bioavtur Sustainable Aviation Fuel (SAF) ke pesawat Pelita Air saat acara Special Flight Pertamina Sustainable Aviation Fuel di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (20/8/2028).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengungkap rencana penggabungan usaha atau merger dengan maskapai penerbangan Pelita Air.  Saat ini Pelita merupakan perusahaan penerbangan di bawah PT Pertamina. 

Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani Panjaitan, menyampaikan bahwa perseroan saat ini fokus pada penyehatan kinerja dengan memperbaiki ekuitas, melakukan restorasi armada, memulihkan ekosistem usaha, serta meningkatkan trafik penumpang. Adapun soal wacana konsolidasi BUMN sektor penerbangan, ia menyebut hingga kini masih berada pada tahap awal penjajakan.

“Dan terkait hal tersebut perseroan masih terus berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait,” ucap Wamildan dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (16/9). 

Terkait perkembangan proses merger, Wamildan menjelaskan rencana itu masih berada pada tahap awal diskusi dengan pihak-pihak terkait. Ia menyebut perkembangan lebih lanjut akan disampaikan apabila terdapat kemajuan signifikan terkait tahapan maupun realisasi dari strategi tersebut.

Pertamina Fokus Bisnis Migas

Sebelumnya PT Pertamina (Persero) tengah menjajaki penggabungan anak perusahaan mereka di bidang penerbangan, Pelita Air, dengan maskapai nasional Garuda Indonesia. 

Penggabungan ini akan berada di bawah koordinasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Pertamina dan Garuda Indonesia merupakan dua perusahaan yang termasuk dalam badan usaha milik negara (BUMN) yang saat ini berada di bawah naungan Danantara. 

“Kami akan gabungkan, atau clustering dengan perusahaan sejenis. Contohnya untuk maskapai penerbangan kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (12/9). 

Dia menjelaskan penggabungan unit usaha dengan BUMN lain dilandasi oleh perusahaan yang ingin lebih fokus pada bisnis utama mereka di bidang minyak, gas bumi dan energi baru terbarukan. 

“Kami melakukan optimasi proses bisnis di seluruh lini sehingga setiap aktivitas dapat berjalan lebih efisien dan efektif, untuk menjaga reputasi perusahaan dan memperkuat kepercayaan stakeholder,” ujarnya.

Simon menyebut penggabungan ini berpeluang dilakukan di bawah koordinasi Danantara, yang mana merupakan pemilik 99% saham Pertamina seri B saat ini. Tidak hanya bidang penerbangan, Simon mengebut penggabungan atau clustering lini usaha Pertamina juga akan dilakukan di sektor-sektor lainnya. 

“Seperti sektor insurance, sektor pelayanan kesehatan, hospitality, patra jasa. Tentunya akan mengikuti roadmap yang sudah dipersiapkan oleh Danantara,” ucapnya.




Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...