Harga Mobil Listrik Bekas Jatuh 30% pada Tahun Pertama, Ini Penyebabnya
PT Astra Digital Mobil atau OLX menemukan tingginya depresiasi harga menjadi penyebab rendahanya kontribusi mobil listrik atau EV di pasar mobil bekas. Depresiasi harga mobil listrik bekas dapat mencapai hingga 30% pada tahun pertama.
Direktur OLX Agung Iskandar menilai, kecepatan perkembangan industri EV saat ini mirip dengan industri ponsel. Penurunan harga EV diduga disebabkan dua faktor, yakni perkembangan model, EV dan akses pembiayaan.
"Harga setiap model EV baru selalu lebih rendah dengan teknologi yang lebih canggih. Karena itu, konsumen mobil bekas lebih memilih menunggu penerbitan model EV terbaru," kata Agung dalam Astra Media Day, Selasa (23/9).
Agung mencatat, 50% dari pembelian mobil bekas di dalam negeri menggunakan skema kredit. Angka tersebut jauh lebih rendah dari total penjualan mobil baru yang menggunakan skema kredit, yakni hingga 80%.
Namun, ia menemukan hampir semua lembaga pembiayaan tidak memberikan fasilitas kredit dalam pembelian EV bekas. Menurutnya, akses pembiayaan EV bekas berkontribusi pada depresiasi EV yang lebih dalam di pasar mobil bekas.
Walau demikian, ia menilai segmen EV masih terbilang baru dibandingkan masa pemakaian mobil di dalam negeri, yakni 3-5 tahun. Alhasil, sejauh ini hanya ada dua model EV yang dijual di pasar mobil bekas, yakni Wuling Air EV dan Hyundai Ioniq 5.
Berdasarkan pantauan Katadata, hanya ada tiga EV yang dijual di OLX, yakni Wuling Air EV Standard Range dengan rentang harga Rp 110 juta sampai Rp 130 juta pada hari ini, Selasa (23/9). Dengan demikian, depresiasi pada model tersebut telah lebih dari 53% lantaran harga saat terbit pada 2022 senilai Rp 238 juta per unit.
Ia pun mencatat penjualan EV bekas kini hanya ada di kota metropolitan, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. "Di Jakarta, kontribusi EV bekas ke pasar mobil bekas sekitar 1,5%. Namun angkanya turun di bawah 1% saat bergeser ke Bandung dan Surabaya," ujarnya.
Karena itu, Agung mengatakan pasar mobil bekas masih didominasi mobil kendaraan konvensional atau ICE. Sebab, Agung menghitung depresiasi mobil ICE stabil di rentang 10% sampai 15% dari harga beli pertama.
Berdasarkan data Kemenperin, total penjualan mobil bekas pada satu dekade silam atau 2014 hanya mencapai 500.000 unit atau 29,27% dari total penjualan mobil. Namun, angka tersebut naik menjadi 1,4 juta unit atau 58,18% dari total penjualan mobil pada tahun lalu.
Agung memaparkan platformnya berkontribusi hingga 80% dari pencarian mobil bekas di dalam negeri. Menurutnya, total pencari mobil bekas di OLX hingga Agustus 2025 susut 13% secara tahunan menjadi 128.000 orang.
"Ini dampak dari keadaan makro di Indonesia, yakni pelemahan daya beli yang membuat jumlah orang yang mencari mobil bekas turun 13% secara tahunan," katanya.
