Prospek Saham UNTR di Tengah Aksi Akuisisi Tambang Emas dan Likuidasi Anak Usaha

Karunia Putri
24 September 2025, 12:17
UNTR, prospek saham
website UNTR
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT United Tractors Tbk (UNTR) gencar menggelar sejumlah aksi korporasi pada pertengahan tahun ini. Anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) menambah bisnis di sektor pertambangan emas, tetapi memutuskan untuk melikudiasi anak usaha yang bergerak di bidang distribusi alat berat karena sudah lama tidak beroperasi.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), UNTR resmi melikuidasi atau membubarkan usaha  PT Tambang Karya Supra (TKS), anak usaha yang sudah tidak menjalankan kegiatan operasional sejak 2016. Kementerian Hukum dan HAM melalui surat tertanggal 14 Agustus 2025 telah mencatat berakhirnya status badan hukum TKS dan menghapus perusahaan tersebut dari daftar perseroan di Sistem Administrasi Badan Hukum. 

“Likuidasi anak perusahaan perseroan di atas tidak berdampak secara material terhadap kegiatan operasional, hukum dan kondisi keuangan perseroan saat ini,” kata Corporate Secretary UNTR Sara K. Loebis dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Rabu (24/9).

Sebelum itu, UNTR juga mengumumkan rencana ekspansi melalui akuisisi aset tambang emas anak usaha PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB). Nilai transaksinya mencapai US$ 540 juta atau sekitar Rp 8,85 triliun. Rencana ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian jual beli bersyarat atau conditional sale and purchase agreement (SPA) yang dilakukan oleh dua entitas anak usaha UNTR.

Pertama, PT Danusa Tambang Nusantara (DTN) meneken perjanjian dengan PT J Resources Nusantara (JRN), anak usaha PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB) untuk mengambil alih 99,99% saham PT Arafura Surya Alam (ASA). Kedua, PT Energia Prima Nusantara (EPN) sepakat membeli 0,00004% saham ASA dan 0,2% saham PT Mulia Bumi Persada (MBP) dari pemegang saham individu, Jimmy Budiarto.

ASA sendiri memiliki izin usaha pertambangan operasi produksi (IUPOP) untuk Proyek Doup, tambang emas terbuka seluas 4.000 hektare di Sulawesi Utara. Proyek tersebut diperkirakan menyimpan sumber daya emas 3,1 juta ons dengan cadangan 1,6 juta ons dan kadar bijih rata-rata 1,28 gram per ton. 

Dengan nilai transaksi US$ 540 juta, akuisisi ini mencerminkan valuasi enterprise value (EV) terhadap sumber daya sekitar US$ 174 per ons, lebih tinggi dari rata-rata transaksi sebelumnya di kisaran US$ 150 per ons. Transaksi akuisisi ASA ditargetkan rampung pada Desember 2025 dengan seluruh pembiayaan menggunakan kas internal UNTR.

Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova memberikan rekomendasi untuk membeli saham UNTR secara trading dalam level 25.000 - 25.500 dengan target terdekat di level 27.200, 28.500, 30.000 dan 30.375. 

Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menyarankan, investor untuk menunggu dulu pergerakan saham UNTR. “Wait and see ya untuk status rekomendasi saat ini,” kata Nafan kepada Katadata.co.id pada Rabu (24/9).

Harga saham UNTR ditutup turun 1,1% ke level 26.900 pada penutupan perdagangan sesi I hari ini. Namun dalam tiga bulan terakhir, harga sahamnya telah naik 28%.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...