Capaian Rekor Kontrak PTRO di Balik Lonjakan Harga Saham hingga Disuspensi BEI
Nilai kontrak emiten konglomerat RI Prajogo Pangestu PT Petrosea Tbk (PTRO) mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 4,3 miliar atau sekitar Rp 71,39 triliun (kurs Rp 16.603 per dolar AS) hingga semester pertama 2025. Harga sahamnya disuspensi Bursa Efek Indonesia mulai sesi I perdagangan kemarin usai melesat hingga 158% sepanjang tahun ini.
Direktur Petrosea Ruddy Santoso menyampaikan bahwa nilai kontrak baru perusahaan mencatatkan rekor dengan pertumbuhan 60% secara tahunan (year on year/yoy). Kedepan, Petrosea akan terus memperluas diversifikasi pelanggan dan sektor industri agar tidak bergantung pada satu sektor saja.
“Diharapkan kinerja perusahaan akan tetap resilient terhadap fluktuasi harga komoditas,” ucap Ruddy dalam public expose secara virtual, Senin (6/10).
Rudy menjelaskan, perusahaan berupaya menjaga pertumbuhan pendapatan dengan marjin yang stabil di tengah fluktuasi harga komoditas melakui strategi organik dan anorganik. Dalam mengejar pertumbuha organik, pihakya akan mengejar kontrak baru yang akan didorong dari pelanggan lama dan baru hingga diversifikasi lini usaha.
Perusahan juga gencar mendorong pertumbuhan inorganik yang ditempuh melalui akuisisi strategis. Setelah mengakuisisi Hafar dan HBS Group, Petrosea memperoleh portofolio bisnis yang saling melengkapi, memperluas jaringan layanan, dan membuka peluang perbaikan marjin dari kontribusi kedua entitas yang memiliki profitabilitas kuat.
“Akuisisi ini tidak hanya menambahkan fasilitas tapi juga memperkuat bargaining position perseroan dalam rantai pasok, sehingga marjin bisa lebih terjaga,” kata Ruddy.
DI sisi lain, Petrosea juga fokus untuk meningkatkan perbaikan kualitas operational serta efektivitas dan efisiensi biaya melalui dukungan teknologi. Perusahaan terus memperbaiki proses operasional secara berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas, menekan biaya produksi dan logistik, serta mempertahankan daya saing di tengah fluktuasi harga komoditas. Petrosea juga memanfaatkan sinergi dari hasil akuisisi untuk menurunkan cost base perusahaan.
Ia juga memastikan perusahaan turut meningkatkan manajemen risiko harga komoditas dengan menerapkan kontrak yang memiliki mekanisme penyesuaian harga agar dampak volatilitas dapat ditekan. Produk dan layanan turut dikembangkan agar bernilai tambah untuk menjaga marjin keuntungan tetap kuat.
“Dengan kombinasi pertumbuhan organik lewat kontrak baru dan pertumbuhan inorganik melalui akusisi strategis ditambah disiplin dalam menjaga efisiensi dan manajemen risiko, perseroan optimis dapat menjaga pendapatan yang tumbuh dan berkelanjutan dengan marjin yang sehat,” ujar Ruddy.
Sempat Disuspensi Usai Terbang 158,82%
Harga saham PTRO kini telah mencapai Rp 7.150 dan telah terbang hingga 158,82% secara year to date (ytd). Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sempat menghentikan sementara perdagangan atau suspensi saham milik konglomerat Prajogo Pangestu tu di pasar reguler dan pasar tunai pada Senin (6/10).
BEI dalam pengumumannya menyampaikan, suspensi ini dilakukan karena terjadi kenaikan harga saham yang signifikan. Suspensi kedua saham tersebut dilakukan dalam rangka cooling down sebagai bentuk perlindungan bagi Investor.
Hal itu bertujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar demi mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di PTRO.
Meski begitu, saham PTRO sudah mulai diperdagangkan lagi pada hari ini, Selasa (7/10).
