IHSG Terus Rekor, Bos OJK Sebut Kapitalisasi Pasar BEI Hampir Dekati Target 2027
Otoritas Jasa Keuangan menyebut, nilai kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia hampir mendekati target yang ditetapkan pada 2027. Lembaga ini menargetkan kapitalisasi pasar BEI mencapai 70% Produk Domestik Bruto (PDB).
“Angka tersebut tentunya telah mendekati target roadmap kita. Roadmap kita itu adalah 2027 itu adalah 70% PDB. Mudah-mudahan pada saatnya akan mencapai target kita,” kata Inarno dalam kata sambutannya di acara Capital Market Summit & Expo 2025 di Main Hall Bursa Efek Indonesia, Jumat (17/10).
PDB Indonesia atas dasar harga berlaku pada 2024 mencapai Rp 22.139 triliun dan diperkirakan mencapai Rp 26.168 triliun pada 2027. Proyeksi PDB tersebut dengan asumsi target pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,3%, tahun depan sebesar 5,4%, dan tahun 2027 sebesar 6,5%,
Dengan proyeksi PDB tersebut, target kapitalisasi pasar pada tahun 2027 mencapai Rp 18.317 triliun. Adapun berdasarkan data bursa per 16 Oktober 2025 kemarin, nilai kapitalisasi pasar telah mencapai Rp 15.227 triliun, atau setara 68,78% dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Sedangkan IHSG tercatat parkir di level 8.124 atau tumbuh sebesar 14,76% secara year to date.
Inarno menjelaskan, penghimpunan dana di pasar modal tetap terjaga dengan baik. Sejak awal tahun hingga kemarin, OJK telah menerbitkan 161 pernyataan efektif atas emisi efek dengan total nilai penghimpunan dana, sebesar Rp 189,6 triliun.
Sementara itu alternatif pendanaan lain melalui security crowdfunding telah berhasil menghimpun dana bagi usaha skala kecil dan menengah (UMKM) sekitar Rp 1,72 triliun. Untuk Single Investor Identification (SID) mencapai hampir 19 juta investor per 15 Oktober 2025. Pada 2027, OJK menargetkan SID mencapai 20 juta investor.
“Mudah-mudahan melebihi dari target yang telah kita canalkan di 2027,” ujarnya,
Ia juga berharap, pasar modal Indonesia akan terus berkembang menjadi pasar yang modern, inklusif dan juga berdaya saing global.
OJK memandang aspek perlindungan konsumen dan investor serta terjaganya integritas pasar menjadi hal fundamental yang harus menjadi perhatian seluruh pelaku pasar. Hal tersebut sejalan dengan pesan Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi sadewa bahwa, penting meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal. Salah satunya dengan menjaga agar transaksi pasar modal berjalan dengan wajar, teratur dan juga efisien.
“ OJK akan terus memperkuat fungsi pengawasan dan deteksi dini terhadap aktivitas transaksi yang tidak wajar dan potensi pelanggaran di pasar,” kata dia.
Ia juga menyampaikan, terdapat beberapa fokus kebijakan yang sedang dicermati otoritas, antara lain peningkatan free flow dan likuiditas pasar, inovasi produk investasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat serta penguatan infrastruktur IT agar pasar modal Indonesia semakin aman, nyaman dan juga terpercaya.
Dalam hal peningkatan free flow dan likuiditas pasar, OJK bersama Bursa Efek Indonesia tengah mengkaji beberapa inisiatif baru agar distribusi kepemilikan saham lebih merata serta memperluas partisipasi investor. “Kepatuhan emiten terhadap ketentuan free flow ini akan menjadi salah satu kunci terciptanya pasar yang lebih sehat dan menarik bagi investor domestik maupun investor asing,” ujarnya.
Dalam aspek pengembangan produk dan perluasan akses investasi, OJK terus mendorong inovasi di pasar modal melalui pengembangan berbagai instrumen baru seperti ETF berbasis emas dan juga systematic investment plan atau SIP untuk reksadana.
Dari sisi penguatan infrastruktur, OJK akan terus memperkuat infrastruktur berbasis teknologi informasi sebagaimana amanat dalam pilar kelima roadmap pasar modal kita yakni penguatan keamanan dan keandalan infrastruktur, teknologi, lembaga efek, dan lembaga jasa keuangan.
