Harga Saham BBCA Melesat Jelang Pengumuman Kinerja Kuartal III, Ini Bocorannya
Harga saham bank swasta raksasa Tanah Air, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melesat jelang pengumuman laporan keuangan kuartal ketiga yang akan disampaikan perseroan hari ini, Senin (20/10). Adapun konferensi pers kinerja keuangan BCA kuartal III rencananya digelar pukul 16.00 WIB.
Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia secara intraday pukul 09.30 WIB, harga saham BBCA melompat 4,33% atau 325 poin ke level 7.825. Lompatan harga saham BBCA ini terjadi usai harga saham perseroan bertahan di zona merah dalam beberapa minggu terakhir.
Harga saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bahkan sempat menyentuh level terendah dalam tiga tahun terakhir di level Rp 7.250 pada perdagangan Selasa (14/10). Harga saham BBCA rontok 1,02% ke Rp 7.250 pukul 14:03 WIB.
Harga saham BBCA sempat menyentuh level tertingginya atau all time high (ATH) di Rp 10.950 pada 23 September 2024 lalu. Jika mengacu pada harga tertinggi tersebut, harga saham BBCA sempat anjlok 33,7%.
Adapun pada perdagangan akhir pekan lalu, harga saham BBCA mulai bangkit dan naik 2,74% ke level Rp 7.500 meski IHSG ambruk 2,57% ke level di bawah 8.000. Asing terpantau memborong saham BBCA mencapai Rp 242 miliar.
Lantas bagaimana kinerja keuangan BBCA sebenarnya?
Bocoran Kinerja Keuangan BCA
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perseroan, BCA membukukan laba bersih hingga Agustus 2025 mencapai Rp 40,44 triliun, naik 12,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penyaluran kredit tercatat tumbuh 9,72% secara tahunan mencapai Rp 920,87 triliun. Hal ini mendorong pendapatan bunga bersih naik dari Rp 50,55 triliun menjadi 53,12 triliun.
Kinerja laba juga terdongkrak oleh beban operasional lainnya bersihnya pun berhasil ditekan dari Rp 6,16 triliun menjadi Rp 5,06 triliun. Hal ini seiring dengan pos pendapatan komisi dan dividen yang berhasil didongkrak. Pendapatan komisi naik dari Rp 11,73 triliun menjadi Rp 12,6 triliun, sedangkan pendapatan dividen naik dari Rp 1,1 triliun menjadi Rp 2,2 triliun.
Kenaikan pendapatan tersebut mengompensasi kenaikan beban biaya pencadangan atau impairment yang meningkat dari Rp 1,28 triliun menjadi Rp 2,66 triliun.
Adapun pada semester I 2025, laba bersih tercatat mencapai Rp 29 triliun. Kinerja laba ini naik 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 26,9 triliun. Penyaluran kredit tumbuh 12,9% menjadi Rp 959 triliun per Juni 2025.
“Pertumbuhan kredit BCA positif di berbagai segmen, mulai dari korporasi, UMKM, serta konsumer. Penyelenggaraan BCA Expoversary 2025 turut menopang kinerja pembiayaan pada paruh pertama 2025,” kata Presiden Direktur BCA Hendra Lembong dalam paparan publik BCA secara virtual, Rabu (30/7).
Pertumbuhan kredit BCA, terutama ditopang oleh segmen korporasi yang tumbuh 16,1% mencapai Rp 451,8 triliun per Juni 2025. Kredit komersial naik 12,6% menjadi Rp 143,6 triliun dan kredit UKM meningkat 11,1% yoy hingga Rp 127 triliun.
Sementara itu, kredit konsumer tumbuh lebih lambat dibandingkan segmen lainnya, sebesar 7,6% menjadi Rp 226,4 triliun. Kredit Pemilikan Rumah atau KPR yang mendominasi kredit konsumer masih tumbuh 8,4% menjadi Rp 137,6 triliun, sedangkan kredit kendaraan bermotor (KKB) tumbuh 5,2% Rp 65,4 triliun.
