Bank Mandiri (BMRI) Bakal Buyback Saham Rp 1,17 Triliun

Karunia Putri
27 Oktober 2025, 18:06
Bank Mandiri, buyback saham
Bank Mandiri
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) atau Bank Mandiri berencana mengeksekusi pembelian kembali atau buyback saham senilai Rp 1,17 triliun. Saham hasil buyback ini nantinya akan digunakan untuk program kepemilikan saham karyawan.

Direktur Treasury and International Banking Bank Mandiri Ari Rizaldi menjelaskan, perseroan telah menetapkan nilai buyback hingga Rp 1,17 triliun atau tidak lebih dari 10% dari total modal disetor. Aksi ini telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) dan akan dilaksanakan paling lambat dilaksanakan hingga 15 Maret 2026.

Menurut Ari, pelaksanaan buyback akan dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan kondisi makroekonomi dan dinamika pasar.

“Bank Mandiri akan memilih waktu dan mekanisme yang paling optimal, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik,” ujarnya dalam paparan kinerja keuangan kuartal III yang digelar secara virtual, Senin (27/10).

Ari menambahkan, langkah buyback ini diharapkan dapat meningkatkan nilai bagi pemegang saham serta mempertegas keyakinan terhadap prospek jangka panjang Bank Mandiri. Selain itu, saham hasil buyback juga akan dimanfaatkan untuk mendukung program kepemilikan saham bagi pegawai atau Employee Stock Ownership Program (ESOP) sebagai bentuk apresiasi, sekaligus untuk memperkuat keterlibatan dan komitmen jangka panjang karyawan terhadap kinerja perusahaan.

Ari menyatakan, kebijakan buyback akan tetap sejalan dengan strategi pembagian dividen serta indikator keuangan utama perseroan.

Adapun untuk rencana pembagian dividen interim, Bank Mandiri akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi likuiditas, proyeksi pertumbuhan bisnis serta kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

Kinerja Bank Mandiri Kuartal III 2025

 Bank Mandiri membukukan laba bersih sebesar Rp 37,7 triliun hingga kuartal ketiga 2025, turun 10,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 42 triliun. Penurunan laba terjadi meski kredit mampu tumbuh mencapai 11% secara tahunan.  

“Kami fokus menjaga pertumbuhan yang berkualitas, didukung tata kelola risiko yang disiplin, serta sinergi lintas segmen dan sektor yang memperkuat daya saing ekonomi nasional,” ujar Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini.

Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit konsolidasi mencapai Rp 1.764,32 triliun. Pertumbuhannya mencapai 11% secara tahunan, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang tercatat sebesar 7,7%. Total aset konsolidasi Bank Mandiri juga naik 10,3% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 2.563 triliun. 

Adapun pertumbuhan kredit tersebut juga diikuti dengan kualitas aset yang terjaga. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) gross bank only tercatat 1,03%, dengan coverage ratio yang tetap solid di level 271%.

“Kami melihat sektor padat karya, industri berorientasi ekspor, serta industri makanan dan minuman masih menjadi motor pertumbuhan yang signifikan. Kredit yang disalurkan di sektor-sektor ini terbukti memberikan multiplier effect terhadap lapangan kerja dan daya beli masyarakat,” kata Novita.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...