BEI Targetkan Rata-Rata Nilai Transaksi Harian Capai Rp 14,5 T pada 2026

Nur Hana Putri Nabila
29 Oktober 2025, 13:06
BEI, Bursa Efek Indonesia,
Katadata/Fauza Syahputra
Ilustrasi.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) saham sebesar Rp 14,5 triliun selama 239 hari pada 2026. 

Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan, target tersebut ditetapkan secara konservatif dengan mempertimbangkan keberlanjutan rata-rata transaksi dalam tiga bulan terakhir. Menurutnya target ini naik cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 13,25 triliun, seiring dengan tren penurunan inflasi dan suku bunga yang diharapkan dapat mendorong aktivitas perdagangan saham.

“Kami melihat bahwa BI mempertahankan suku bunga dan The Fed targetnya di meeting terakhir akan turun juga suku bunga,” kata Iman dalam RUPSLB 2025 secara virtual, Rabu (29/10). 

Iman juga menargetkan investor pasar modal baru sejumlah 2 juta investor untuk 2026. Adapun jumlah pencatatan efek pada tahun 2026 menjadi 555 efek yang terdiri dari pencatatan efek saham, emisi obligasi, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange-Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE), Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA), dan Efek Beragun Aset (EBA), serta emisi waran terstruktur.

Hingga 24 Oktober 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di level 8.271,722, naik 16,83% dibandingkan posisi akhir 2024 di level 7.079,905. Nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 15.234 triliun, naik 23% dari Rp 12.336 triliun pada akhir tahun sebelumnya. 

IHSG bahkan sempat menyentuh rekor tertinggi di level 8.274,375 pada 23 Oktober 2025, sementara kapitalisasi pasar mencapai rekor Rp 15.559 triliun pada 10 Oktober 2025. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) juga melonjak menjadi Rp 16,46 triliun, tumbuh 28% dari Desember 2024 sebesar Rp 12,85 triliun.

Dari sisi supply, hingga 24 Oktober 2025 terdapat 955 saham perusahaan tercatat, bertambah 23 emiten baru sepanjang tahun. Dari jumlah tersebut, 5 di antaranya merupakan lighthouse IPO, yakni perusahaan dengan kapitalisasi pasar minimal Rp 3 triliun dan free float 15% atau kapitalisasi free float di atas Rp 700 miliar. Total penghimpunan dana dari seluruh efek mencapai Rp 202,6 triliun.

Sementara dari sisi demand, jumlah investor pasar modal kini mencapai 4,2 juta investor baru atau naik 28% dibandingkan tahun 2024 sehingga total investor kini mencapai 19,1 juta. Dari jumlah tersebut, 8 juta merupakan investor saham, tumbuh hampir 5 kali lipat sejak 2020. 

BEI memproyeksikan kinerja keuangan solid pada 2026. Pendapatan BEI diperkirakan meningkat 9,54% menjadi Rp 1,94 triliun dari Rp 1,77 triliun dalam RKAT 2025 Revisi. Sementara itu, laba bersih diproyeksikan tumbuh 18,02% menjadi Rp 300,81 miliar dari Rp 254,9 miliar.

Cost to Income Ratio BEI pada tahun depan diperkirakan mencapai 80,5%, sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata sejak 2015. BEI juga memastikan kecukupan belanja investasi tetap terjaga, dengan total kas, setara kas, dan aset keuangan lainnya diproyeksikan naik 8,62% menjadi Rp 3,41 triliun. Secara keseluruhan, total aset BEI pada akhir 2026 diperkirakan mencapai Rp 7,49 triliun dengan total ekuitas lebih dari Rp 6,41 triliun.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...