Ramalan Rebalancing MSCI November, Saham PTRO, BREN dan BRMS Potensi Masuk?
Morgan Stanley Capital international (MSCI) akan melakukan penyusunan ulang atau rebalancing indeks besok, Rabu (5/11) dengan tanggal efektif rebalancing pada 25 November 2025. Sejumlah analis telah memberikan ramalannya terkait saham mana yang akan masuk indeks bergengsi tersebut.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) meramal emiten milik konglomerat Prajogo Pangestu, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) akan kembali masuk indeks MSCI periode November. Community and Retail Equity Analyst Lead IPOT Angga Septianus menyatakan, saham milik Prajogo, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan emiten milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) akan masuk dalam kocok ulang MSCI periode bulan ini. Sementara itu, PT Petrosea Tbk (PTRO) diprediksi naik kelas ke Global Standard.
Saham emiten BREN dan BRMS akan menyusul PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang sebelumnya telah masuk indeks MSCI pada periode Agustus.
“Yang diperkirakan pasar akan masuk MSCI di periode November adalah BRMS dan BREN, sedangkan PTRO diprediksi naik kelas ke Global Standard,” kata Angga kepada Katadata, Senin (3/11).
Merespon ramalan pasar, harga saham ketiga emiten tersebut bergejolak pada penutupan perdagangan kemarin. BREN ditutup melesat 6,92% atau 600 poin ke level 9.275, PTRO melejit 7,35% atau 500 poin ke level 7.300 dan BRMS melompat 5,98% atau 55 poin ke level 975.
Sebelumnya, Retail Equity Analyst IPOT Indri Liftiany Travelin Yunus menilai, CUAN berpeluang kuat untuk kembali masuk konstituen MSCI karena free float telah berada di atas 15%. Adapun salah satu syarat masuknya suatu saham ke dalam indeks MSCI adalah minimal 15% saham harus dimiliki publik dan aktif diperdagangkan.
“Kami menilai bahwa CUAN memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa terpilih masuk ke dalam indeks MSCI mengingat CUAN memiliki free float diatas 15%,” kata Indri kepada Katadata Rabu (8/9).
Sementara itu, analis Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman menilai, saham yang berpotensi besar masuk ke dalam indeks MSCI Indonesia, BREN dan BRMS.
Menurut keduanya, BREN memiliki peluang tertinggi untuk masuk ke indeks MSCI setelah manajemen berupaya meningkatkan porsi free float. Free float adjusted market capitalization (FFMC) perusahaan telah mencapai US$ 3,5 miliar, di atas batas minimum US$ 3,1 miliar Rata-rata nilai transaksi harian (ADTV) dalam 12 bulan juga mencapai US$ 12,9 juta, jauh melampaui ambang minimal US$ 2,5 juta.
Selain itu, rasio annualized traded value ratio (ATVR) BREN juga telah melampaui batas 15% yang disyaratkan MSCI. Adapun untuk BRMS, potensi reli harga di atas Rp 800 per saham dinilai dapat memenuhi syarat untuk naik kelas dari Indeks Small Cap ke MSCI Global Standard Index.
Sebaliknya, mereka menilai emiten PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berisiko dikeluarkan dari Indeks MSCI Global Standard, lantaran nilai FFMC-nya turun di bawah US$ 1,2 miliar per 7 Oktober 2025. MSCI adalah lembaga global penyusun indeks saham internasional. Investor institusional dunia menggunakan indeks MSCI sebagai acuan untuk mengatur portofolio investasi mereka di berbagai negara.
