Bos BEI Bocorkan Rencana IPO Grup Konglomerat, Seperti Apa Skenarionya?

Nur Hana Putri Nabila
5 November 2025, 12:09
BEI
ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/tom.
Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman saat konferensi pers di Main Hall BEI, Jakarta, Rabu (19/3/2025).
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap rencana penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dari grup konglomerat. Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan rencana itu sudah mulai dikomunikasikan pada bursa. 

“Tahun depan BEI sudah banyak yang datang juga, dari grup-grup konglomerat, mereka juga cukup optimistis untuk masuk di tahun depan,” kata Iman dalam acara Investor Trust Economic Outlook 2026 di Jakarta, Rabu (5/11). 

Seiring dengan rencana IPO itu, Iman mengatakan sudah ada tiga perusahaan lighthouse company atau perusahaan mercusuar yang akan melantai di BEI. Adapun sektornya berasal dari mining atau pertambangan, finansial, hingga infrastruktur.

Lighthouse company merupakan perusahaan mercusuar yang ditargetkan bursa untuk IPO setiap tahunnya. Perusahaan tersebut memiliki dua karakteristik, yaitu minimum kapitalisasi pasar sebesar Rp 3 triliun dan realisasi free float minimal 15%.

Iman mengatakan otoritas BEI proaktif dan membantu emiten mempersiapkan diri untuk IPO. Ia menyebut kini di pipeline sudah ada 13 calon emiten yang akan IPO. 

Meski begitu, ia mengaku ini jadi tantangan buat BEI sebab investor juga ingin bahwa saham tercatat bukan hanya kuantitas, tapi kualitas dari perusahaan yang IPO.

“Sehingga kita punya satu parameter yang kita sebut dengan lighthouse IPO,” ucap Iman. 

13 Calon Emiten dalam Pipeline IPO BEI

Sebelumnya hingga akhir Oktober 2025, baru terdapat 23 perusahaan yang melantai di BEI dan satu perusahaan di e-ipo yang akan melantai pada 5 November 2025. Selain itu masih ada 13 calon emiten lagi yang ada dalam pipeline BEI. 

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna menjelaskan, perusahaan yang masuk dalam pipeline terdiri atas dua perusahaan dengan aset skala kecil, enam perusahaan dengan aset skala menengah, dan lima perusahaan aset skala besar. Selain itu, terdapat satu perusahaan yang sedang berada dalam pipeline right issue.  

“Dan 23 emisi obligasi yang berasal dari 18 perusahaan,” kata Nyoman dalam keterangannya, dikutip Senin (27/10).   

Dari seluruh perusahaan dalam pipeline IPO, Nyoman mengaku hanya dua perusahaan yang menggunakan laporan keuangan per Juli 2025. Sementara sisanya menggunakan laporan keuangan semester pertama 2025.  

Ia menyebut mayoritas calon emiten tersebut diperkirakan akan melaksanakan pencatatan sahamnya pada 2025. Hal itu selama tidak terdapat kendala dalam proses penawaran umum dan pencatatan yang dievaluasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI.  

Namun hingga saat ini, ia mengatakan belum ada calon emiten yang menggunakan laporan keuangan per September 2025. Selain itu, BEI juga terus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap calon perusahaan tercatat. Tidak hanya dari sisi pemenuhan persyaratan formal pencatatan, tetapi juga dari sisi kinerja dan kualitas perusahaan secara komprehensif. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...