RUPSLB GOTO, Softbank Dikabarkan Desak Ganti Patrick Walujo Demi Akuisisi Grab
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengumumkan rencana untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (17/12) mendatang. Sejumlah investor besar, seperti SoftBank, Provident, dan Peak XV, dikabarkan ingin menggulingkan CEO GOTO, Patrick Walujo demi mempercepat kemungkinan akuisisi GOTO oleh Grab.
Menurut laporan Bloomberg, sejumlah pemegang saham GOTO telah menandatangani memo yang diajukan ke dewan direksi untuk meminta digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Informasi ini disampaikan oleh sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Kelompok pemegang saham tersebut, termasuk beberapa pendiri GOTO, ingin agar dalam RUPSLB nanti dilakukan pemungutan suara, yang salah satunya terkait pergantian CEO Patrick Walujo. Mereka menilai, selama masa kepemimpinan Patrick, harga saham GOTO turun lebih dari 40%. Patrick juga dianggap menentang akuisisi GOTO oleh Grab.
Keputusan untuk menggantikan Patrick Walujo, yang baru menjabat sejak 2023, muncul di tengah meningkatnya spekulasi bahwa GOTO dan Grab akan segera melanjutkan negosiasi akuisisi. Spekulasi semakin kuat setelah pemerintah mengonfirmasi bahwa tengah berdialog dengan kedua perusahaan tersebut soal peluang kesepakatan merger.
Danantara juga disebut akan ikut terlibat dalam rencana merger GoTo dan Grab, dengan mempertimbangkan kepemilikan minoritas di perusahaan gabungan. Terlibatnya Danantara dinilai dapat meredakan kekhawatiran soal kepentingan nasional dan regulasi.
Menurut analis Citigroup, peluang keuntungan bagi investor tetap besar apabila jadi merger. Apalagi saat ini, saham GoTo turun 3% ke Rp 65 dengan nilai pasar sekitar US$ 4,6 miliar, sedangkan Grab memiliki kapitalisasi pasar US$ 24 miliar.
Sejak menjabat, Patrick Walujo telah merestrukturisasi GoTo, termasuk menjual Tokopedia, mengembangkan layanan pembayaran, dan memperluas bisnis pinjaman. Perusahaan berhasil mencatat keuntungan secara disesuaikan. Namun, harga saham GOTO tetap turun hampir 50% sejak ia memimpin karena kondisi pasar yang tidak stabil.
Patrick Walujo dan perwakilan dari SoftBank, Peak XV, dan Grab menolak memberikan komentar kepada Bloomberg. Provident juga tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Belum jelas apakah para pemegang saham GoTo akan mendapat dukungan cukup untuk mengganti Patrick Walujo. Apabila Grab dan GoTo ingin melanjutkan pembicaraan merger, keduanya masih harus menyelesaikan banyak isu penting.
Sejauh ini, merger belum terjadi karena dikhawatirkan akan memicu masalah antitrust, yakni penggabungan dua pemain ride-hailing terbesar bisa menciptakan dominasi pasar. Di Indonesia, ada juga kekhawatiran soal kenaikan tarif layanan, potensi PHK besar, serta risiko kehilangan perusahaan teknologi nasional ke tangan investor asing.
Grab, yang didukung oleh Uber, sebelumnya mempertimbangkan valuasi lebih dari US$ 7 miliar untuk GoTo, dengan salah satu opsi membeli seluruh saham sekitar 100 rupiah per saham. Namun, harga saham GoTo sejak itu merosot. Meski Grab dan GoTo sama-sama masih tumbuh, keuntungan mereka dinilai masih tipis, dan pertumbuhan sudah jauh melambat dibanding beberapa tahun lalu ketika keduanya agresif memperluas pasar.
Demi mengejar profit, GoTo sudah menjual Tokopedia ke TikTok senilai US$ 1,5 miliar, mundur dari Vietnam, dan Fokus pada Indonesia dan Singapura sambil memperluas bisnis pinjaman konsumen.
Adapun merger dengan Grab berpotensi membantu menekan biaya dan perang harga. Akan tetapi memicu kekhawatiran tentang nasib talenta lokal dan kemungkinan kenaikan tarif bagi konsumen, terutama di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi.
Sementara itu, pasar ride-hailing di Indonesia dan Singapura saat ini masih didominasi oleh Grab dan GoTo, dengan pemain yang lebih kecil belum mampu menyaingi keduanya secara signifikan.
Analis Bloomberg Intelligence, Nathan Naidu, mengatakan, rencana merger ini akan mengukuhkan pangsa pasar mereka sebesar 80-90% di sektor layanan on-demand. Merger skala tersebut biasanya menghadapi hambatan antimonopoli, tetapi dukungan negara secara efektif membuka jalan.
“Kesepakatan ini dapat meredakan tekanan finansial akibat persaingan berbasis insentif, meskipun operasi yang tumpang tindih meningkatkan risiko pemutusan hubungan kerja,” kata Nathan.
GOTO Gelar RUPSLB
GOTO telah mengumumkan rencana untuk menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu (17/11) mendatang.
“Rapat diselenggarakan atas permintaan beberapa pemegang saham berdasarkan Pasal 3 ayat (1) huruf a POJK 15/2020,” ucap manajemen GOTO dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (11/11).
Namun terkait rencana merger, GOTO menyampaikan belum ada keputusan maupun kesepakatan terkait wacana merger dengan Grab. Kesepakatan ini disebut akan melibatkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara.
Direktur Legal dan Group Corporate Secretary GoTo Gojek Tokopedia R. A Koesoemohadiani mengatakan setiap langkah yang diambil oleh perusahaan akan senantiasa patuh terhadap peraturan perundang-undangan. Selain itu, tetap memprioritaskan penciptaan nilai jangka panjang bagi pemegang saham.
“Serta menjaga kepentingan terbaik bagi mitra pengemudi, mitra UMKM, pelanggan, serta seluruh pemangku kepentingan,” ujar Koesoemohadiani.
