Akrobat BUMI Terbitkan Obligasi Muluskan Akuisisi, Simak Target Baru Harga Saham
Emiten afiliasi Grup Salim dan Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I BUMI Tahap III Tahun 2025 sebesar Rp 780 miliar. Aksi itu untuk mengakuisisi tambang emas Jubilee Metals Limited (JML) di Australia dan 45% saham perusahaan tambang bauksit PT Laman Mining di Kalimantan.
Berdasarkan laporan Bumi Resources, obligasi yang diterbitkan memiliki bunga tetap 9% per tahun dan tenor lima tahun sejak tanggal emisi. Pelunasan dilakukan secara penuh) sebesar 100% pokok obligasi pada saat jatuh tempo.
Seluruh dana hasil penawaran sekitar Rp 340,88 miliar atau AU$ 31,47 juta dialokasikan sebagian untuk pembayaran akuisisi Jubilee Metals Limited (JML), mengakuisisi perusahaan tambang emas di Australia Barat.
Kemudian sebanyak Rp 333,6 miliar akan dialokasikan untuk pembayaran uang muka atas rencana akuisisi PT Laman Mining (LM). LM adalah perusahaan pertambangan bauksit di Ketapang, Kalimantan.
Akuisisi 100% Saham Tambang Emas Wolfram Limited (WFL)
Setelah mengakuisisi 100% saham Wolfram Limited (WFL) dan kini menjadi anak usaha BUMI, dari dana obligasi sekitar Rp 97,50 miliar atau AU$ 8,76 juta akan dialokasikan sebagai pinjaman kepada WFL untuk kebutuhan belanja modal dan modal kerja hingga memasuki tahap produksi pada 2026.
Secara rinci, sekitar Rp 63,62 miliar atau AU$ 5,87 juta untuk penyelesaian pengembangan pabrik pengolahan bijih, termasuk peremajaan fasilitas, perbaikan (refurbishment), pemeliharaan, dan inspeksi.
Kemudian sekitar Rp 19,99 miliar atau AU$ 1,85 juta untuk mendanai aktivitas eksplorasi. Sisanya dialokasikan sebagai modal kerja, mencakup biaya tenaga kerja, biaya lingkungan, keselamatan (safety), serta iuran wajib operasional tambang.
“Apabila dana yang dipinjam telah dikembalikan oleh WFL kepada Perseroan, maka BUMI akan menggunakan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan modal kerja perseroan,” tulis manajemen BUMI dalam keterbukaan informasi BEI, Jumat (14/11).
Target Harga Saham BUMI
Sementara itu, Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) menilai akuisisi ini bersifat value-accretive, meningkatkan stabilitas pendapatan jangka panjang BUMI dan mendiversifikasi portofolio bisnisnya di luar batu bara.
BUMI berencana mengalokasikan belanja modal (capex) US$ 5,8 juta untuk meningkatkan aset tambang emas Wolfram. Produksi komersial ditargetkan mulai Juni 2026 dengan fasilitas flotation plant, dan fasilitas pengolahan Carbon-in-Leach (CIL) senilai US$ 45,5 juta dibangun untuk meningkatkan kapasitas produksi emas pada 2029.
SSI memperkirakan, dengan volume penjualan emas mencapai 40 ribu ons pada 2027, pendapatan tambahan bisa mencapai US$ 221 juta, meningkatkan proyeksi pendapatan BUMI sebesar 13,6% dibanding perkiraan sebelumnya.
Sekuritas ini mempertahankan rekomendasi beli untuk saham BUMI sekaligus menaikkan target harga menjadi Rp 300 per saham, atau potensi kenaikan 34% dari harga saat ini.
“Revisi ini mencerminkan tambahan kontribusi pendapatan dari aset emas Wolfram serta peningkatan nilai aset bersih BUMI seiring ekspansi ke bisnis logam mulia,” tulis SSI, dikutip Jumat (14/11).
SSI menambahkan, mulai 2029 BUMI berpotensi mendapatkan penilaian ulang (re-rating) oleh pasar karena transformasi perusahaan dari tambang batu bara menjadi perusahaan tambang logam yang terdiversifikasi.
