BEI Bidik 6 Perusahaan Lighthouse IPO pada 2026, Ada Punya Konglomerat?

Karunia Putri
17 November 2025, 11:38
IDX, BEI, IPO, konglomerat
Detik
BEI mencatat, belum ada BUMN yang berencana menggelar IPO.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Bursa Efek Indonesia membidik enam perusahaan mercusuar atau lighthouse company untuk menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) pada 2026. Jumlah ini bertambah dibandingkan target tahun ini sebanyak lima perusahaan lighthouse.

Lighthouse company merupakan perusahaan mercusuar yang umumnya memiliki dua karakteristik, yaitu minimum kapitalisasi pasar sebesar Rp 3 triliun dan porsi saham publik atau free float minimal 15%.

“Kami targetkan enam perusahaan lighthouse secara internal,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna saar ditanya  dalam Media Gathering Bursa Efek Indonesia di Bali, Sabtu (15/11). 

Ia menjelaskan, keenam perusahaan tersebut akan memiliki latar belakang yang beragam. Hal ini disampaikannya terkait dengan kaitan perusahaan-perusahaan yang berencana IPO tersebut dengan jaringan kongkomerat.

Dia menjelaskan, terdapat 13 perusahaan yang saat ini masuk dalam pipeline pencatatan saham atau IPO di BEI. Tiga di antaranya merupakan perusahaan mercusuar. 

Jika terealisasi, jumlah perusahaan mercusuar yang IPO sepanjang 2025 akan mencapai delapan. Lima di antaranya sudah lebih dulu melantai, yaitu PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS).

Dengan potensi dana mencapai Rp 6 triliun, BEI menilai IPO tiga lighthouse company ini akan menjadi katalis penting bagi pasar modal nasional di tengah perlambatan ekonomi global. Jika seluruh rencana IPO terealisasi sesuai jadwal, tahun ini akan menjadi tahun dengan jumlah lighthouse IPO terbanyak sepanjang sejarah BEI. 

Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan, terdapat 24 perusahaan yang sudah mencatatkan saham di bursa hingga saat ini. Meski target IPO tahun ini mencapai 45 perusahaan, BEI menekankan bahwa kualitas emiten menjadi prioritas, bukan hanya jumlah.

“Target kami tahun ini sebenarnya cuma lima. Tapi rasanya mungkin tahun ini lebih dari lima ya,” kata dia.

Ia pun optimis target lima perusahaan mercusuar tahun ini dapat terlampaui. “Rasanya mungkin tahun ini lebih dari lima,” ujarnya.

Iman mengungkapkan bahwa belum ada perusahaan BUMN dalam daftar tiga IPO besar tersebut. Namun, BEI meyakini kontribusi BUMN di masa depan tetap penting untuk memperdalam pasar modal Indonesia. BEI juga terus berkoordinasi dengan BUMN yang kini berada di bawah Danantara.

Dalam kesempatan berbeda sebelumnya, Nyoman mengatakan sektor yang berpotensi melantai di bursa tahun ini mencakup infrastruktur, pertambangan dan finansial. Namun ia belum bisa menyebut apakah perusahaan itu akan melantai di BEI tahun ini atau tahun depan.

Menurut dia, perusahaan tersebut sudah memenuhi kriteria (eligible) untuk melantai tahun ini berdasarkan laporan keuangan masing-masing. Namun, progresnya akan bergantung pada respon dan kesiapan perusahaan saat BEI melakukan permintaan atau inquiry informasi.

“Kalau dari laporan keuangan eligible tahun ini, tapi tentunya pace [kecepatan] tergantung mereka pada saat kita inquiry informasi,” kata Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (29/10).

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Karunia Putri
Editor: Agustiyanti

Cek juga data ini

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...